Rabu, 04 Januari 2023 11:17
Editor : Redaksi

AMERIKA SERIKAT -- Platform media sosial Twitter di era Elon Musk, akan kembali mengakomodir iklan politik. Twitter akan "memperluas" jumlah iklan politik yang diizinkan di platform tersebut dan "mengurangi" aturan saat ini terkait semua iklan "berbasis isu terkini".

 

“Kami percaya bahwa iklan berbasis isu terkini dapat memfasilitasi percakapan publik seputar topik-topik penting. Hari ini, kami melonggarkan kebijakan iklan kami untuk iklan berbasis berbagai isu di AS. Kami juga berencana untuk memperluas iklan politik yang kami izinkan dalam beberapa minggu mendatang,” tulis Twitter dalam cuitan resmi dikutip dari laman businessinsider.com, pada Rabu (4/1/2023).

Iklan politik sepenuhnya telah dilarang di Twitter sejak tahun 2019. "Untuk masa depan, kami akan menyelaraskan kebijakan iklan kami dengan TV dan media lain," lanjut Twitter Safety di akun Twitter-nya.

Baca Juga : Lampaui ChatGPT, Threads Jadi Medsos dengan Pertumbuhan Tercepat Sepanjang Sejarah

Iklan TV berada di bawah pengawasan Federal Communications Commission, yang tidak memeriksa apa pun bentuk iklan, politik atau sebaliknya.

 

CEO dan co-founder Twitter sebelumnya, Jack Dorsey, mengambil sikap keras dalam menghapus iklan politik, dengan mengatakan bahwa "pesan politik harus diperoleh, bukan dibeli" dan bahwa meningkatnya iklan politik online dan praktik microtargeting menciptakan "akibat signifikan yang mungkin tidak siap ditangani oleh infrastruktur demokratis saat ini".

Kebijakan-kebijakan ini, yang diterapkan olehnya, masih tersedia di situs bisnisnya. Sebagai akibat dari kebijakan Dorsey, iklan cause-based, seperti yang mempromosikan tindakan spesifik terhadap hasil yang telah ditentukan, terbatas di Twitter. Menargetkan audiens berdasarkan kode pos, misalnya, saat ini tidak diizinkan, dan kelompok yang ingin menjalankan iklan cause-based harus berkomitmen pada kriteria tertentu.

Baca Juga : WhatsApp Tak Bisa Kirim Pesan, Pengguna Mengeluh di Twitter

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter pada akhir Oktober, keuangan perusahaan tersebut memburuk karena brand dan pengiklan pergi. Bisnisnya hampir sepenuhnya didasarkan pada iklan, tetapi di bawah kekacauan kepemimpinan Musk, ia memecat 70% staf Twitter, termasuk sebagian besar orang yang bertanggung jawab atas konten pengguna yang muncul di sebelah iklan.

Elon Musk juga terus membuat pernyataan kontroversial dan politik, sehingga pengiklan tidak kembali.

Kini, bilyuner tersebut mencari cara apa saja untuk menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan.