RAKYATKU.COM -- Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menegaskan distribusi merupakan salah satu hal penting dalam mencapai ketahanan pangan. Setelah tahap mampu memproduksi, maka pangan harus didistribusikan secara baik agar tersedia bagi semua konsumen.
“Dengan distribusi pangan yang baik, diharapkan pangan dapat tersedia dalam jumlah yang cukup bagi masyarakat baik dari segi jumlah, mutu, dan keragamannya sepanjang waktu," demikian dikatakan Suwandi dalam memberikan arahan pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani dengan tema Optimalisasi Pengelolaan Distribusi pada Industri Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Ia menjelaskan kecukupan pangan bagi masyarakat sangat penting karena berdampak pada terbentuknya ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Ini meliputi ketersediaan pangan secara terus menerus, merata di setiap daerah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
"Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengajak semua pihak bersama, berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan,” beber Suwandi
Sementara itu, CEO PT. Marine Asia Pasifik, Mudjiyono Ridjan menyebutkan distribusi barang adalah sebuah pengelolaan pemindahan barang secara efisien dari tempat pembuatan ke tempat penjualan atau konsumsi. Manajemen distribusi meliputi kegiatan seperti pergudangan, penanganan bahan, pengemasan, pengendalian stok, pemrosesan pesanan, dan transportasi.
“Distribusi ini dapat diibaratkan sebagai jembatan, yaitu jembatan dari produsen ke konsumen. Ketika kita mengelola sistem distribusi, kita harus melibatkan semua faktor dan pemangku kepentingan yang ada di dalam saluran distribusi,” sebutnya.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Mudjiyono menjelaskan manajemen distribusi melayani fungsi utama untuk memastikan produk atau layanan tersedia bagi konsumen dalam jangkauan keinginannya.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau layanan tersedia untuk konsumen, terkait dengan waktu yang diinginkan konsumen, tempat yang diinginkan, dan cara yang diinginkan untuk dapat memuaskan konsumen.
“Ketiga faktor inilah yang harus kita olah menjadi satu layanan, satu paket yang komplit, atau istilahnya one stop service, sehingga kita harus responsif, kapan mereka butuhkan harus kita suguhkan. Itu tidak terlepas dari kecepatan pelayanan distribusi,” jelasnya.
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
Managing Director Logisticsplus International, Mochammad Taufik Natsir mengatakan manajemen distribusi sangat penting untuk dapat menarik banyak konsumen baru.
Distribusi yang baik dapat meningkatkan penjualan yang mana mendorong penambahan jumlah pendapatan dan profit bisnis dengan signifikan, dapat mengevaluasi posisi pasar bisnis melalui pemanfaatan sumber daya distribusi yang efisien, meningkatkan kualitas layanan pelanggan yang pada gilirannya dapat membantu perusahaan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan meningkatkan kepuasan maupun loyalitas pelanggan.
“Diharapkan dengan distribusi ini ada efisiensi yang dapat dilakukan dalam proses distirubusi itu sendiri. Distribusi akan efektif untuk meningkatkan profit bisnis. Kemudian dapat meningkatkan citra dan reputasi brand perusahaan di pasar,” cetusnya.
Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani
Sekretaris DPD APTRINDO Jawa Barat, Budi Setiawan, menjelaskan setiap pergerakan barang atau produk di perantara terdapat perhitungan MPP (Marjin Pedagangan dan Pengangkutan).
MPP adalah selisih nilai penjualan dan nilai pembelian komoditas sebagai kompensasi pedagang yang menjadi penyalur komoditas. Semakin tinggi MPP menunjukkan saluran distribusi semakin panjang dan kurang efisien sehingga dapat merugikan produsen dan konsumen.
“Terlalu panjangnya saluran distribusi yang akan merugikan tersebut dapat disiasati dengan bagaimana strategi distribusi yang dibuat sehingga kita bisa menekan cost distribusi dan transportasi sehingga memberikan produk yang kompetitif. Bukan berarti panjangnya MPP ini serta merta bisa memicu tingginya harga. Kita bisa bisa melakukan strategi yang menggunakan teknologi saat ini,” jelas Budi.