Minggu, 11 September 2022 13:30
Ilham Arief Sirajuddin (kiri) saat hadir pada Festival Adat Je'ne-Je'ne Sappara di Lapangan Lapa' Eja, Desa Tarowang, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sabtu (10/9/2022) malam.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Mantan wali kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), menyebut adat dan budaya sebagai salah satu faktor perekat anak bangsa. Selain menjadi faktor pemersatu, adat dan budaya sekaligus bekal kekayaan keragaman bangsa.

 

Hal ini ditegaskan Ketua Tim Relawan Pemenangan Airlangga Hartarto Sulawesi Selatan (Sulsel) itu ketika hadir di pesta adat Je’ne-Je’ne Sappara, di Lapangan Lapa' Eja, Desa Tarowang, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sabtu (10/9/2022) malam.

Olehnya, sambung peraih Bintang Mahaputera Adiprana dari Presiden Republik Indonesia 2012 lalu ini, penting menjaga dan melestarikan adat dan budaya.

Baca Juga : PAPPRI Sulsel Salurkan Dana Apresiasi untuk 10 Insan Musik Berdedikasi

"Festival adat Je’ne-Je’ne Sappara ini salah satu medium untuk menjaga dan merawat adat istiadat itu. Kekayaan daerah Jeneponto ini harus ikut kita jaga agar berkesinambungan. Ini salah satu identitas yang ada di Jeneponto," terang peraih 160 penghargaan lebih dalam dua periode memimpin Makassar.

 

IAS juga mengapresiasi salah satu rangkaian pesta adat Je'ne-je'ne Sappara, yaitu pemilihan Taurungkana & Taulolonna Taroang yang berlangsung Sabtu malam. Selain itu, lomba lagu daerah sebagai upaya melestarikan kearifan lokal.

Pemangku Adat Tarowang, Karaeng Kulle, menjelaskan pesta adat Je'ne-Je'ne Sappara dirangkaikan dengan pelantikan Dewan Adat Karaeng Tarowang yang dimeriahkan dengan pameran sejumlah benda pusaka kerajaan se-Nusantara yang di Sulsel hingga dari Jawa.

Baca Juga : Survei SMRC Pilkada Sulsel 2024: IAS Unggul Pengalaman Pemerintahan

Puncak kegiatan pada 11 September 2022 akan berlangsung di Lapangan Lapa' Eja. Puluhan pemangku adat akan hadir termasuk Sombayya ri Gowa.

Pesat adat ini mengandung sejumlah nilai. Di antaranya nilai kesatriaan lewat acara passempa (adu ketangkasan tendang kaki), dan nilai kegembiraan dalam sejumlah rangkaian seperti a'bendi, attoeng dan lainnya.

Aspek perekat persatuan festival ini juga terlihat saat para perantau asal Tarowang berduyun-duyun kembali ke kampung untuk menghadiri Je’ne Je’ne Sappara ini.