RAKYATKU.COM, TAKALAR - Terumbu karang dan hutan mangrove merupakan ekosistem yang amat penting bagi masyarakat pesisir. Selain bermanfaat secara ekologis, terumbu karang dan mangrove dapat pula bermanfaat secara ekonomi.
Hal itulah yang menjadi perhatian Pemprov Sulsel di bawah arahan Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman, untuk melakukan upaya rehabilitasi ekosistem yang dapat menunjang ekonomi masyarakat pesisir.
Wujud upaya rehabilitasi ekosistem tersebut dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, melalui Cabang Dinas Kelautan (CDK) Mamminasata, dengan melakukan transplantasi terumbu karang di perairan Pulau Satanga, Kabupaten Takalar.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
Transplantasi terumbu karang ini memakai 200 kerangka spider berbentuk laba-laba, sebagai medium pertumbuhan bibit terumbu karang. Total ada 6 jenis terumbu karang yang diperoleh dari perairan sekitar lokasi transplantasi, untuk digunakan sebagai bibit pada media spider.
Kepala Dusun Satangnga menerima medium spider tersebut secara simbolis, dari Kepala CDK Mamminasata, Sayyid Zainal Abidin.
“Kami tentu berharap masyarakat Pulau Satangnga kelak dapat memanfaatkan dan menjaga hasil dari transplantasi terumbu karang ini,” ujar Sayyid Zainal Abidin, Rabu (10/8/2022).
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Selain upaya transplantasi terumbu karang, di hari yang sama, DKP Sulsel melalui CDK Mamminasata, bersama anggota Komisi B DPRD Sulsel, Hengky Yasin, juga melakukan penanaman 38.000 bibit mangrove di Pulau Tompotana, Kabupaten Takalar.
Kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bagian dari program Gubernur Sulsel, yang gencar melakukan upaya rehabilitasi lingkungan, untuk menjaga masyarakat pesisir dan pulau kecil dari abrasi.
“Sudah ada lima lokasi penanaman mangrove yang telah dilaksanakan, yaitu 2 lokasi di pesisir Takalar, 2 lokasi di pesisir Maros dan 1 lokasi di pesisir Makassar,” sebut Kepala CDK Mamminasata, Sayyid Zainal Abidin.