Sabtu, 23 Juli 2022 18:01
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan pada Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jelsi Natalia Marampa, mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Sulsel menekan stunting melalui program Aksi Setop Stunting.  

 

Aksi Setop Stunting merupakan program yang diinisiasi langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman untuk percepatan penurunan stunting. Hal ini juga sebagai upaya mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

Ia mengaku bangga atas inovasi Pemprov Sulsel dalam menekan stunting. Bahkan Ia berharap, daerah lainnya juga bisa melakukan hal tersebut dalam menekan angka stunting.

"Kami sangat mengapresiasi dan akan melaporkan kepada Bapak Menteri (Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) terkait inovasi dari Bapak Gubernur Sulsel," kata Jelsi Natalia Marampa saat menghadiri kegiatan Monitoring dan Evaluasi terhadap tenaga pendamping gizi pada Aksi Setop Stunting oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel di Tana Toraja, yang digelar mulai tanggal 18-20 Juli 2022.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, pada Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha mengatakan, ini merupakan monev pertama setelah sekitar dua bulan tenaga gizi pendamping berada di wilayah lokus di 24 Kabupaten/Kota se Sulsel. Dalam upaya intervensi penurunan stunting di tahun 2022 ini, Aksi Setop Stunting oleh Pemprov Sulsel dilakukan pada 10 daerah lokus di setiap daerah pada 24 kabupaten/kota dengan 240 Tenaga Pendamping Gizi Desa.

 

"Ini adalah monev tahap awal untuk melakukan pengumpulan data berdasarkan instrument yang diberikan fokus pada intervensi spesifik dan sensitif yang menjadi tanggung jawab sektor kesehatan dan tentukan kolaborasi dengan lintas sektor dan lembaga terkait," katanya pada  Sabtu, 23 Juli 2022.

"Sesuai dengan arahan Bapak Gubernur, bagaimana investasi SDM lebih utama. Hal itu pula sejalan dengan program prioritas Presiden Jokowi dalam peningkatan sumber daya manusia yang handal menuju generasi emas," lanjutnya.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Disinilah peran tim pendamping gizi Aksi Setop Stunting melakukan edukasi ke masyarakat, khususnya bagi yang memiliki balita.

"Bahkan tim melakukan door to door untuk melakukan pemeriksaan kepada balita, sekaligus mengedukasi orang tua balita untuk mengecek tumbuh kembang anak di Posyandu," bebernya.

Tim Pendamping Gizi, kata Nurseha, juga memiliki tugas untuk memberikan edukasi kepada keluarga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dan memberikan paket intervensi gizi pada anak dan ibu hamil untuk desa lokus stunting di 24 kabupaten/kota.

Baca Juga : Sempat Turun Hujan, Masyarakat Tetap Antusias Hadiri Kampanye Andi Sudirman di Bulukumba

"Para pendamping juga akan melakukan sosialisasi perubahan perilaku pada remaja putri, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita," bebernya.

Dalam melaksanakan tugasnya, lanjut dia, tenaga gizi pendamping bersinergi dengan aparat desa, kader pembangunan desa dan sektor terkait lainnya.

"Selain itu, sanitasi lingkungan sebagai salah satu yang cukup berpengaruh terhadap masalah kesehatan di suatu wilayah termasuk stunting. Disini juga peran tim pendamping gizi memberikan edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat," imbuhnya.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

Untuk diketahui, Mengacu pada Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan memiliki Prevalensi Stunting (27.4 persen). Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya 30,6 persen (SSGBI, 2019). Sedangkan jika berdasarkan dari data ePPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), hingga Agustus 2021, angka stunting di Sulsel mencapai 9,08 persen.