RAKYATKU.COM - Presiden Volodymyr Zelensky telah memecat kepala badan keamanan Ukraina (SBU) dan jaksa agung, dengan alasan banyak kasus pengkhianatan di dua organisasi kuat itu.
Dia mengatakan lebih dari 60 mantan karyawan sekarang bekerja melawan Ukraina di daerah-daerah yang diduduki Rusia.
"Sebanyak 651 kasus kerjasama dan makar telah dibuka terhadap aparat penegak hukum," kata Zelensky dilansir dari BBC News, Senin (18/7/2022).
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Zelensky menyebut berbagai kejahatan terhadap fondasi keamanan nasional negara menimbulkan pertanyaan yang sangat serius kepada kepala yang relevan dari kedua organisasi tersebut.
"Masing-masing pertanyaan ini akan mendapat jawaban yang tepat," ucap Zelensky.
Pemecatan kepala SBU Ivan Bakanov, teman masa kecil Zelensky, mengikuti penangkapan mantan kepala regional SBU di Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Oleh Kulinych dicurigai melakukan pengkhianatan.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
"Setiap orang yang bersama-sama dengan dia adalah bagian dari kelompok kriminal yang bekerja untuk kepentingan Federasi Rusia juga akan dimintai pertanggungjawaban," kata Zelensky .
"Ini tentang transfer informasi rahasia ke musuh dan fakta lain dari kerja sama dengan dinas khusus Rusia," sambungnya.
Pejabat intelijen senior yang berbasis di Kherson juga telah didakwa dan Zelensky menyarankan bahwa tindakan lebih lanjut akan diambil terhadap perwira SBU lainnya.
Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner
Sudah lama diasumsikan bahwa Ukraina memiliki masalah dengan infiltrasi Rusia ke dinas keamanannya dan dalam pidatonya Zelensky berusaha menjelaskan dampak pelanggaran keamanan yang berulang.
Ada laporan selama beberapa minggu bahwa Zelensky ingin menggantikan Bakanov setelah datang untuk menyalahkan dia atas kegagalan dalam menghentikan kemajuan Rusia pada bulan Februari.
Pria berusia 47 tahun itu dipilih untuk memimpin badan intelijen pada 2019 setelah mengelola kampanye pemberontak Zelensky untuk kursi kepresidenan. Tokoh oposisi mengkritik penunjukan tersebut, dengan alasan bahwa mantan produser TV itu tidak memenuhi syarat untuk memimpin SBU.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
Venediktova akan digantikan oleh wakilnya, Oleksiy Symonenko, kata Zelensky. Dia menjabat pada tahun 2020 sebagai kepala penegak hukum wanita pertama Ukraina setelah Zelensky memecat pendahulunya, menuduhnya tidak membuahkan hasil.
Tetapi dia memperingatkan pada saat itu bahwa orang lain akan dipekerjakan jika dia tidak dapat memberikan hasil.
Sumber: BBC News