Kamis, 07 Juli 2022 14:26

Penembak Saat Pawai Hari Kemerdekaan AS Pernah Ancam Habisi Anggota Keluarga

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Robert E Crimo III. (Foto: Scallywagandvagabond)
Robert E Crimo III. (Foto: Scallywagandvagabond)

Polisi ketika itu menyita 16 pisau, belati, dan pedang, tetapi menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki senjata api.

RAKYATKU.COM - Pria bersenjata yang menyerang saat pawai Hari Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) di pinggiran kota Chicago, Illinois, dan menewaskan sedikitnya tujuh orang, Selasa (5/7/2022) waktu setempat didakwa dengan tujuh pasal pembunuhan tingkat pertama.

Kepolisian mengungkap bahwa mereka pernah dipanggil ke rumah tersangka yang diidentifikasi sebagai Robert E. Crimo III pada September 2019, setelah seorang anggota keluarga menelepon aparat dan mengatakan Crimo mengancam akan membunuh semua orang di rumah itu.

Covelli mengatakan polisi ketika itu menyita 16 pisau, belati, dan pedang, tetapi menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa ia memiliki senjata api.

Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina 

Tersangka telah membeli senjata yang digunakan dalam serangan di Illinois secara resmi tahun lalu. Secara keseluruhan Crimo membeli lima senjata api, yang ditemukan petugas di rumah ayahnya.

Pada April 2019 polisi juga menanggapi laporan tentang upaya bunuh diri oleh tersangka.

Belum jelas apakah rekam jejak Crimo di masal lalu yang pernah berurusan dengan polisi dapat menghalanginya untuk mendapatkan lisensi pemilik senjata api di Illinois. Polisi negara bagian yang mengeluarkan ijin baginya belum menanggapi permohonan wawancara Associated Press.

Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas

Sehari setelah penembakan itu, pihak berwenang melaporkan korban meninggal ketujuh. Lebih dari 30 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut, yang menurut Covelli telah direncanakan tersangka selama beberapa minggu.

Tim penyelidik yang telah menginterogasi tersangka dan meninjau pesan-pesan yang dipasang di media sosialnya belum menentukan motif serangan atau menemukan indikasi bahwa Crimo menarget korban berdasarkan ras, agama atau status perlindungan hukum lain, tambah Covelli.

Associated Press melaporkan tim penyelidik ini juga akan menggali secara ekstensif latar belakangnya. Mereka akan mewawancara anggota-anggota keluarga dan menelusuri sejarah Crimo di dunia maya lewat tulisan dan video yang dibuatnya, untuk mencoba mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang siapa orang ini dan mengapa ia melakukan hal ini. (*)

Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin

Sumber: Associated Press, VOA Indonesia

#Penembakan Massal #Amerika Serikat