Kamis, 16 Juni 2022 20:03
Bupati Wajo, Amran Mahmud (kiri), ikut menanam pohon di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo, Kamis (16/6/2022).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud, menilai program penanaman sejuta pohon bisa menormalisasi lahan kritis sebagai upaya pelestarian lingkungan sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung langkah ini.

 

Amran Mahmud menyerukan ajakan itu pada kegiatan penanaman sejuta pohon di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, tepatnya di kawasan Pondok Tanfiz Iman Ahmad, Kamis (16/6/2022). Adapun fokus penanaman pohon tersebar pada sejumlah kecamatan, terutama pada wilayah yang memiliki lahan kritis.

"Hari ini kita melakukan kegiatan penanaman pohon di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo. Sebanyak 2.000 bibit berupa bibit rambutan, durian, mahoni, dan jati putih kita sebar kepada penduduk untuk ditanam di lahan masing-masing," kata Amran Mahmud.

Baca Juga : DBR Kembalikan Formulir Pendaftaran Bakal Calon Bupati Wajo ke PKB

Amran Mahmud pun berharap penanaman sejuta pohon ini memberikan dampak positif tidak hanya di kawasan Pondok Tanfidz Iman Ahmad, tetapi di Bumi Lamaddukelleng secara umum. "Misalnya di kawasan pesantren ini nantinya, diharapkan akan dikelola oleh pesantren yang hasil produksinya akan digunakan untuk operasional," tuturnya.

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Wajo, Andi Muhammad Baso Iqbal, mengatakan kegiatan penanaman sejuta pohon ini sudah berjalan sejak 2019 lalu yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Menurut mantan Camat Tempe ini, tujuan program Penanaman Sejuta Pohon, selain ekologis berupa normalisasi lahan kritis juga memiliki dampak ekonomi. "Untuk mendapatkan dampak ekonomi, makanya bibit yang kita sebar adalah bibit yang bernilai ekonomi," ujar Baso Iqbal.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya

Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan dan Penataan Ruang (PUPR) Wajo, Andi Pameneri, Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Wajo, Andi Syamsul Jaya, Camat Maniangpajo, Jalil, jajaran DLHD Wajo, Kepala Desa Sogi, serta sejumlah tokoh masyarakat. (*)

Penulis : Abd Rasyid. MS