Sabtu, 14 Mei 2022 08:15

Kementerian Kesehatan: 18 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di 7 Provinsi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi. (Foto: (Foto: Shutterstock/MIA Studio)
Ilustrasi. (Foto: (Foto: Shutterstock/MIA Studio)

Dari 18 dugaan kasus hepatitis akut tersebut, sejauh ini baru 1 kasus yang dinyatakan sebagai probable atau kemungkinan hepatitis akut. Sementara, 9 kasus lain masuk ke dalam kategori pending atau masih dalam pemeriksan, lalu 1 kasus dalam proses verifikasi, dan 7 kasus disingkirkan (discarded).

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga saat ini setidaknya telah ada 18 pasien yang diduga terpapar hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr. Muhammad Syahril, mengatakan 18 pasien itu tersebar di tujuh provinsi, yakni di Sumatra Barat (1), Sumatra Utara (1), Kepulauan Bangka Belitung (1), DKI Jakarta (12), Jawa Barat (1), Jawa Timur (1), dan Kalimantan Timur (1).

"Sampai saat ini ada 18 kasus yang bergejala yang disebut dengan hepapatis akut yang belum diketahui penyebabnya," ungkap Syahril dalam telekonferensi pers di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga : Dalam Rangka Penguatan Industri Asuransi Kesehatan di Indonesia, OJK Siap Bersinergi dengan Kementerian Kesehatan

Dari 18 dugaan kasus hepatitis akut tersebut, sejauh ini baru 1 kasus yang dinyatakan sebagai probable atau kemungkinan hepatitis akut. Sementara, 9 kasus lain masuk ke dalam kategori pending atau masih dalam pemeriksan, lalu 1 kasus dalam proses verifikasi, dan 7 kasus disingkirkan (discarded).

"Yang discarded atau disingkirkan dari dugaan kasus hepatitis akut ini karena dia ternyata ada hepatitis A, kemudian 1 kasus ada hepatitis B, kemudian ternyata dia plus demam berdarah, tifoid dan 2 kasus lagi usianya di atas 16 tahun," jelasnya.

Berdasarkan umur, kata Syahril, berusia di bawah 4 tahun sebanyak 4 orang, berusia 5-9 tahun berjumlah 6 orang, berusia 10-14 tahun sebanyak 4 orang, dan berusia 15-20 tahun berjumlah 4 orang.

Baca Juga : Digitalisasi Informasi Sebagai Senjata Utama Untuk Program Prioritas Kementerian Kesehatan RI

Ia mengatakan, dari 18 pasien tersebut, setidaknya ada tujuh orang yang meninggal dunia. Namun, ia menegaskan tujuh pasien yang meninggal tersebut belum termasuk kepada kategori probable atau kemungkinan hepatitis akut.

"Yang tujuh meninggal tadi itu belum probable, jadi yang probable baru satu. Yang keburu meninggal itu belum kita tegakkan diagnosisnya sebagai hepatits akut sehingga kita tidak bisa mengatakan pasien ke tujuh ini meninggal karena hepatitis akut," tuturnya.

Adapun gejala yang ditimbulkan oleh pasien-pasien tersebut yakni demam, tetapi tidak terlalu tinggi, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, diare akut, lemah, lesu, nyeri di bagian perut. Mereka juga merasakan nyeri pada otot dan sendi, mata menguning dan kulit gatal-gatal.

Baca Juga : Menkes Budi Tekankan Empat Hal Penting Hadapi Masa Endemi Covid-19

Menurut Syahril, warna urin keruh seperti air teh, sementara warna fesesnya pucat atau keputihan. Beberapa pasien juga mengeluhkan sesak nafas.

Syahril juga menekankan bahwa semua pasien dengan dugaan hepatitis akut tersebut negatif COVID-19. (*)

Sumber: VOA Indonesia

#Hepatitis Akut #Kementerian Kesehatan