Rabu, 11 Mei 2022 16:04

Tak Ingin Ada Rekayasa Pendataan, Bupati Wajo "Warning" Petugas Lapangan Sensus Penduduk

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pembukaan pelatihan petugas lapangan Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP 2020) Wajo oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Wajo yang berlangsung di Hotel Sermani, Kota Sengkang, Rabu (11/5/2022).
Pembukaan pelatihan petugas lapangan Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP 2020) Wajo oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Wajo yang berlangsung di Hotel Sermani, Kota Sengkang, Rabu (11/5/2022).

Amran Mahmud "me-warning" kepada para petugas pendataan untuk tidak menyepelekan pekerjaan dan dan betul-betul melakukan wawancara dengan responden.

RAKYATKU.COM, WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud, menegaskan betapa pentingnya data dalam pembangunan suatu daerah. Data jadi salah satu penentu ke arah mana pembangunan dan bagaimana hasilnya yang dicapai kelak.

Amran Mahmud menyampaikan itu saat membuka pelatihan petugas lapangan Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP 2020) Wajo oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Wajo yang berlangsung di Hotel Sermani, Kota Sengkang, Rabu (11/5/2022).

"Semua yang kita rencanakan dalam membangun sebuah daerah, apakah itu manusianya, pendidikannya, sosial, IPM (indeks pembangunan manusia), dan indeksnya, semua by data. Jika data yang diambil tidak benar--itu dalam rumus komputer--kalau sampah yang masuk maka sampah juga keluar," ucap kepala daerah bergelar doktor ini.

Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo

Amran Mahmud pun "me-warning" kepada para petugas pendataan untuk tidak menyepelekan pekerjaan dan dan betul-betul melakukan wawancara dengan responden. Sebab, sumber data yang diambil dari masyarakat nantinya yang akan diolah dan dipakai untuk merencanakan membangun sumber daya manusia (SDM) ke depan.

"Jadi, data ini harus didukung data valid, akuntabel, dan betul-betul bisa menjadi rujukan. Coba kita lihat sekarang, data warga miskin di DTSK (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), ada orang yang tidak layak menerima bantu, tapi terima. Sedangkan, ada tetangganya lebih layak, eh, dia tidak terima bantuan. Ada apa ini? Ini semua sumbernya dari kesalahan pengambilan data," tegasnya.

Amran Mahmud juga mengingatkan petugas pendata untuk bekerja bukan orientasi materi, tetapi meniatkan mengambil bagian untuk membantu daerah dan pemerintah untuk meluruskan dan memperbaiki data yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany

"Ingat, Anda menjadi orang yang sangat berperan untuk memperbaiki SDM kita, untuk mengangkat taraf hidup masyarakat, kita semua itu butuh data yang baik. Jadi, saya harap agar Saudara mengikuti proses tata kelola yang disepakati, sesuai komitmen, jangan sekali-kali melenceng dari manajemen yang sudah disiapkan statistik. Pahami semua kalau masih ada ragu-ragu. Ini harus jiwai di lapangan bukan sekadar tekstual," terangnya.

Mengingat masa pandemi COVID-19, Amran Mahmud pun berpesan kepada petugas lapangan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan membangun keakraban dengan koresponden. Dengan begitu, masyarakat senang dan terbuka memberikan data.

Sementara, Kepala BPS Wajo, Rustan, menyampaikan terima kasih atas kesediaan Bupati Wajo membuka kegiatannya. "Kami laporkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Sermani dan Sallo Hotel dengan dua gelombang. Peserta gelombang 1 terdiri dari 94 peserta dan gelombang 2 terdiri dari 92 peserta. Secara keseluruhan petugas LF SP 2020 di Indonesia 54 ribu petugas, di provinsi Sulsel 3.423 petugas," bebernya. (*)

Penulis : Abd Rasyid. MS
#pemkab wajo #Amran Mahmud #BPS Wajo #sensus penduduk