Rabu, 04 Mei 2022 13:29
Foto: Tangkapan layar video Reuters.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Perayaan Lebaran Idulfitri 1443 H/2022 M dibayangi serangkaian serangan terhadap komunitas muslim selama bulan Ramadan.

 

Terlepas dari itu, Selasa (3/5/2022), muslim di seluruh India merayakan Idulfitri pada dengan menggelar salat id di luar masjid.

"Kami tidak akan merasakan kemeriahan yang sama saat ini," kata seorang warga Mumbai, Mohammad Habiburrahman.

Baca Juga : Pengakuan Korban Selamat Tabrakan Kereta di India: Saya Lihat Orang Kehilangan Tangan, Kehilangan Kaki

"Ini adalah Idulfitri paling menyedihkan dengan kenangan terburuk bagi muslim India," lanjutnya seperti dikutip dari Al Arabiya.

 

Idulfitri biasanya dirayakan dengan salat berjemaah, berkumpul menikmati berbagai makanan, dan memakai pakaian baru. Akan tetapi, perayaan dalam dua tahun belakangan dibatasi aturan COVID-19.

Di wilayah Kashmir yang dikuasai India, tidak ada kemeriahan dalam perayaan Idulfitri tiga tahun terakhir karena lockdown yang diberlakukan militer setelah India mencabut status semiotonomi wilayah tersebut pada 2019, lalu disusul pandemi COVID-19.

Baca Juga : Terus Bertambah, Korban Tewas Tabrakan Kereta Api di India 233 Orang

"Ketika kami bersiap untuk merayakan Idulfitri, kami dilanda rasa kehilangan kolektif yang kuat," kata seorang pengusaha di Srinagar, Bashir Ahmed.

Sementara, sehari menjelang Idulfitri, bentrokan antara komunitas Hindu dan muslim pecah di Jodhpur, negara bagian Rajasthan. Pemerintah pun memberlakukan jam malam dan memutus koneksi internet.

Dikutip dari Al Jazeera, bentrokan mulai pada Senin (2/5/2022), hari terakhir Ramadan di India dan umat Hindu sedang merayakan festival Parshuram Jayanti. Kedua kelompok ingin mengibarkan bendera masing-masing di lokasi yang sama.

Baca Juga : Tabrakan Kereta Api di India, 207 Orang Tewas-900 Luka-Luka

Pada Senin malam situasi kembali tenang dan salat id berlangsung dengan damai pada Selasa. Namun, bentrokan kembali terjadi di setidaknya lima area berbeda di Gerbang Jalori.

"Media lokal mengatakan sedikitnya 10 orang terluka dan satu orang dibawa ke rumah sakit," kata wartawan Al Jazeera, Elizabeth Puranam yang melaporkan langsung dari India.

"Polisi berusaha untuk membubarkan massa menggunakan tongkat dan gas airmata. Massa lalu menyerang sebuah pos polisi dan melukai empat anggota."

Baca Juga : India Kini Negara Berpenduduk Terbanyak di Dunia, Hampir Separuh Berusia di Bawah 25 Tahun

Jam malam masih berlaku sampai tengah malam waktu setempat.

Kepala Menteri Rajashtan, Ashok Gehlot, menerjunkan Menteri Dalam Negeri dan pejabat senior lainnya ke TKP untuk memastikan kekerasan tidak makin memanas. (*)