RAKYATKU.COM, -- Rusia mengatakan pada Minggu (3/4/2022) bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina tidak cukup berkembang untuk pertemuan para pemimpin antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Draf perjanjian belum siap untuk diajukan ke pertemuan di puncak," kata kepala negosiator Rusia Vladimir Medinsky.
"Saya ulangi lagi dan lagi, posisi Rusia di Krimea dan Donbas tetap tidak berubah," tegasnya.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Kedua belah pihak telah mengadakan pembicaraan berkala sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari tetapi belum ada terobosan dan mereka tetap berjauhan dalam masalah wilayah.
Medinsky mengatakan bahwa Ukraina telah mulai menunjukkan pendekatan yang lebih realistis untuk pembicaraan damai.
Dia mengatakan Ukraina telah setuju akan netral, tidak memiliki senjata nuklir, tidak bergabung dengan blok militer dan menolak menjadi tuan rumah pangkalan militer.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Tetapi mengenai masalah Krimea, yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014, dan dua wilayah pemberontak yang didukung Rusia di Donbas timur yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai negara merdeka pada Februari, Medinsky mengindikasikan tidak ada kemajuan.
Medinsky mengatakan dia tidak memiliki optimisme yang sama dengan negosiator Ukraina David Arakhamia, yang mengatakan kepada televisi Ukraina pada hari Sabtu bahwa rancangan kesepakatan itu cukup maju untuk memungkinkan konsultasi antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Sayangnya, saya tidak setuju dengan optimisme Arakhamia. Selain itu, para ahli diplomatik dan militer Ukraina tertinggal jauh dalam mengkonfirmasi bahkan kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai di tingkat politik pada rancangan teks," kata Medinsky.
Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner
"Pembicaraan melalui konferensi video akan dilanjutkan pada hari Senin,"sambungnya
Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia oleh Ukraina.
Ukraina telah menolak klaim penganiayaan Putin dan mengatakan sedang memerangi perang agresi yang tidak beralasan.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
Sumber: Reuters