Jumat, 01 April 2022 19:17
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kementerian Agama (Kemenag) memastikan dari 101 titik pemantauan hilal di 34 provinsi Indonesia menunjukkan bahwa posisi hilal 1 Ramadan 1443 Hijriah/2022 Masehi belum terlihat.

 

Hal ini dipaparkan Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin, dalam seminar posisi hilal sidang isbat pemantauan hilal penetapan 1 Ramadan yang digelar di Kemenag, Jakarta, Jumat (1/4/2022).

"Artinya di Indonesia hilal terlalu rendah dan tak mungkin untuk terlihatnya hilal," kata Thomas

Baca Juga : Menteri Agama RI, Resmikan Wajo Sebagai Kota Wakaf di Indonesia

Thomas menjelaskan posisi hilal secara umum di Indonesia pada 1 April 2022 petang ini tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat.

 

Diketahui, Kemenag telah menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

"Jadi, dengan kriteria baru MADIMS/RJ2017, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadan, 3 April 2022," kata dia.

Baca Juga : Ini Penjelasan Kemenag Terkait Azan Magrib pada 5 September 2024

Thomas mengatakan, berdasarkan pengamatan di Jakarta ketinggian hilal mencapai 1 derajat. Sedangkan di sebagian Jawa dan Sumatera, ketinggian rata-rata di atas 2 derajat.

"Ketinggian hilal secara umum kurang 2 derajat, hanya sebagian Sumatera dan Jawa yang 2 derajat," kata dia.

Diketahui, hilal merupakan bulan sabit kecil yang terlihat tepat setelah matahari terbenam. Kriteria Kemenag untuk menentukan bulan baru dalam kalender Islam ialah tinggi hilal minimal 3 derajat, elongasi bulan ke matahari minimal 6,4 derajat.

Baca Juga : Hasil Sidang Isbat: Pemerintah Tetapkan Iduladha 1445 H Jatuh pada 17 Juni 2024

Setelah seminar pemantauan hilal ini, rencananya sidang Isbat 1 Syawal 1442H akan dimulai secara tertutup. Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang akan memimpin langsung sidang isbat ini.

Sidang akan dihadiri pelbagai pihak. Di antaranya Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, perwakilan ormas-ormas Islam, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hingga para duta besar negara Islam yang ada di Indonesia. (*)

Sumber: CNN Indonesia