RAKYATKU.COM, -- Mantan Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Paul Craig Roberts mengungkapkan AS akan terus menimbulkan masalah di Moskow bahkan jika Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina menandatangani kesepakatan damai dengan Rusia.
Setelah tiga jam musyawarah di Istanbul pada hari Selasa (29/3/2022), negosiator Rusia dan Ukraina muncul untuk melaporkan kemajuan dalam pembicaraan untuk menyelesaikan krisis Ukraina.
Menurut pejabat di kedua belah pihak, Kiev berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO sementara Moskow setuju untuk tidak menentang Ukraina memasuki Uni Eropa (UE), di antara persyaratan lainnya.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Kiev juga mengusulkan jaminan keamanan untuk Ukraina dengan anggota Dewan Keamanan PBB bertindak sebagai penjamin bersama dengan Turki, Jerman, Kanada, Italia, Polandia, dan Israel.
Selain itu, delegasi Rusia mengatakan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dimungkinkan setelah para pihak menyetujui kesepakatan.
"Tidak jelas apakah Washington akan mengizinkan bonekanya Zelensky untuk menandatangani perjanjian, atau menyimpannya jika ditandatangani," kata Roberts dilansir dari Sputnik Rabu (30/3//2022).
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
"Washington akan terus menimbulkan masalah bagi Rusia," tambahnya.
Roberts mengatakan juga tidak jelas bagaimana Ukraina bisa berada di UE dan tetap netral mengingat Austria, yang berada dalam situasi serupa, setuju untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Moskow, tambahnya, harus secara tegas menangani masalah Ukraina sekarang dan tidak meninggalkan ruang untuk kemunculannya kembali.
Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner
"Rusia tidak boleh menandatangani perjanjian kecuali jika itu berisi penerimaan Ukraina bahwa Krimea dan Donbas bukan bagian dari Ukraina," kata Roberts.
Mantan pejabat AS itu juga mengatakan Rusia harus mempertimbangkan apakah Ukraina dapat dipercaya untuk menjaga perjanjian ini ketika Kiev menolak untuk mematuhi ketentuan perjanjian Minsk.
Selain itu, tambahnya, Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berkali-kali mengatakan bahwa mempercayai Barat adalah kesalahan.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
"Ada penjamin perjanjian Minsk, dan mereka tidak melakukan apa-apa," kata Roberts.
"Jadi untuk apa mengulangi kesalahan itu lagi?" pungkasnya.