RAKYATKU.COM - Ukroboronprom, perusahaan kontraktor terbesar Ukraina, menawarkan hadiah uang tunai jumbo untuk tiap pilot yang mau menyerahkan diri bersama jet tempurnya.
Perusahaan milik negara yang berbasis di Kiev itu menjanjikan membayar sampai USD1 juta atau setara Rp14,3 miliar.
Sebelumnya, CEO Ukroboronprom, Yuri Gusev, membuat penawaran itu tersebur Facebook dan meminta untuk disebarluaskan. Akan tetapi, unggahan kemudian menghilang.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Di website Ukroboronprom, tawaran hadiah uang dalam jumlah besar itu masih ada dalam pengumuman 8 Maret 2022.
Disebutkan bahwa perusahaan akan membayar USD1 juta "untuk setiap pesawat tempur aktif yang dicuri dari Angkatan Udara Rusia dan USD500 ribu untuk setiap helikopter tempur."
Pengumuman juga menyatakan pilot Rusia yang menerbangkan jet atau helikopter tempur itu harus menyerahkan diri kepada pemerintah Ukraina.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Dalam unggahannya di Facebook, Gusev menjamin pemberian status kewarganegaraan Ukraina untuk kepentingan keselamatan para pilot tersebut.
"Penerbitan status menjadi warga sebuah negara yang bebas dijamin untuk para pilot Rusia yang siap ikut program ini!" bunyi unggahan itu.
Dalam sejarah, sejumlah negara pernah melakukan yang sama dengan Ukraina saat ini, yakni mengiming-imingi para penerbang yang mau menyerahkan diri bersama pesawat tempurnya.
Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner
Pada masa perang Korea, Amerika Serikat menjalankan Operasi Moolah, sebuah upaya untuk menguasai jet tempur top Uni Soviet, MiG-15, dengan menawarkan USD100 ribu kepada pilot Korea Utara yang mau membelot. Seorang pilot jet tempur Korea Utara, No Kum Sok, berhak atas hadiah itu dan menerimanya.
MiG-15 pesawat tempur buatan Uni Soviet ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan F-86 Sabre. MiG-15 dikembangkan pada 30 Desember 1947, dengan kecepatan terbang mencapai 1 mach dengan daya jelajah hingga 1.000 km. warthunder.wikia.com
Pada 1966, Kapten Penerbang Munir Redfa dari Angkatan Udara Irak menyerahkan diri beserta tunggangannya, MiG-21, ke Israel. Redfa mengantongi hadiah USD1 juta.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
Taiwan juga tercatat beberapa kali mengeluarkan USD800 ribu dalam bentuk emas untuk menggaet penerbang pesawat tempur Cina.
Taiwan terakhir kali melakukannya pada 1980-an. Adapun Cina melakukan upaya kontra dengan balik menjanjikan hadiah hingga USD2 juta kepada para penerbang Taiwan dan berhasil memikat satu, tetapi dilaporkan hanya memberikan USD370 ribu. (*)
Sumber: Popular Mechanics