Sabtu, 12 Maret 2022 08:42
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Meta mengizinkan pengguna Facebook maupun Instagram menggunggah ujaran kekerasan terhadap Rusia dalam konteks invasi ke Ukraina.

 

Padahal, biasanya konten seperti ini dianggap melanggar aturan. Dalam keterangan resminya, Meta memberikan contoh ujaran kekerasan yang dimaksud.

"Sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, kami untuk sementara mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya melanggar aturan kami seperti ujaran kekerasan, seperti 'matilah penjajah Rusia'," kata juru bicara Meta dalam keterangan resminya dikutip dari Reuters, Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga : Lampaui ChatGPT, Threads Jadi Medsos dengan Pertumbuhan Tercepat Sepanjang Sejarah

"Kami masih tidak akan mengizinkan seruan yang kredibel untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia."

 

Meta juga memperbolehkan unggahan yang menyerukan kematian Presiden Rusia, Vladimir Putin, atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di negara-negara seperti Rusia, Ukraina, dan Polandia.

Seruan diizinkan asalkan tidak berisi target lainnya atau memiliki dua indikator kredibilitas, seperti lokasi atau metode.

Baca Juga : Joe Biden Tegaskan Ukraina Tidak Akan Jadi Kemenangan Rusia

Perubahan kebijakan sementara yang mengizinkan ujaran kekerasan terhadap tentara Rusia juga diterapkan di negara tetangga Rusia dan Ukraina, seperti Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, dan Slovakia.

"Kami mengeluarkan kelonggaran kebijakan untuk mengizinkan ujaran kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian jika: (a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tahanan perang, atau (b) menargetkan warga Rusia di mana konteksnya jelas tentang invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten yang menyebutkan invasi, pembelaan diri, dan lain-lain)," tulis Meta dalam e-mail untuk moderator.

Sementara itu, Rusia telah memblokir media sosial, seperti Facebook dan Twitter, di negaranya karena dianggap membatasi konten media Rusia di platform mereka.

Baca Juga : Mantan PM Israel: Putin Berjanji Tak Akan Membunuh Presiden Ukraina

Banyak platform media sosial yang mengumumkan pembatasan konten terkait konflik ini, termasuk memblokir media RT dan Sputnik di Eropa. (*)