RAKYATKU.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memerintahkan kepala pertahanan Rusia untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi. Merespons hal itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan tidak takut.
Biden merespons pertanyaan dari salah satu wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Senin (28/2/2022), apakah rakyat AS takut dengan kemungkinan perang nuklir.
Biden kemudian menjawab tegas hanya dengan satu kata, "Tidak." Demikian dikutip dari Reuters, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
Sementara, Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pada hari sebelumnya bahwa AS tidak melihat alasan untuk mengubah tingkat siaga nuklirnya saat ini.
"Kami terus mempelajari arahan Presiden (Vladimir) Putin, kami tak melihat alasan untuk mengubah tingkat kewaspadaan kami," kata Psaki.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyatakan menempatkan nuklir dan armada Utara serta Pasifik dalam siaga penuh untuk meningkatkan kekuatan tempur.
Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas
Psaki mengatakan AS dan 30 anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara tidak ada keinginan untuk konflik dengan Rusia.
"Retorika provokatif tentang senjata nuklir amat berbahaya, menambah risiko kesalahan perhitungan dan harus dihindari. Kami tidak ingin memanjangkan (persoalan)," kata Psaki.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan pasukan dengan persenjataan nuklir Rusia dalam siaga tinggi. "Tidak hanya negara-negara Barat mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita dalam dimensi ekonomi--maksud saya sanksi ilegal yang diketahui semua orang dengan sangat baik--tetapi juga para pejabat tinggi negara-negara NATO terkemuka membiarkan diri mereka membuat pernyataan agresif berkaitan dengan negara kita," katanya di televisi pemerintah, Ahad (27/2/2022).
Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin
Putin merujuk pada persenjataan nuklirnya dalam pidato pengumuman dimulainya invasi pada Kamis (24/2/2022), dengan mengatakan bahwa siapa pun yang menghalangi Rusia akan menerima konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah.
Pernyataan Putin ditanggapi Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, yang memperingatkan bahwa NATO merupakan aliansi nuklir, tetapi memilih mengesampingkan intervensi militer dalam membela Ukraina. (*)