Senin, 17 Januari 2022 19:03
Djunaidi, Kepala Basarnas Sulsel (Foto/Basarnas)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU,COM - Dr. Djunaidi, S.Sos, MM lahir dari keluarga sederhana di Ujung pandang, 27 Februari 1975 silam. Menjadi anak pertama dari enam bersaudara, ia lebih akrab disapa Jun.

 

Setelah lulus dari sekolah pelayaran dan mendapat ijazah perwira, ia mulai berlayar dengan kapal asing. Selama tujuh tahun melakoni profesi pelaut ia mendapat jatah libur setahun sekali selama 15 hari.

Djunaidi akhirnya mencoba tantangan baru dengan mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kebetulan saat itu sedang membuka pendaftaran.

Baca Juga : Kepala BNPP Lakukan Kuker di Kantor BNPP Sulsel

"Sebenarnya selain mencoba tantangan baru saya juga rindu berkumpul dengan keluarga. Selama bekerja di kapal saya hanya bisa berkumpul dengan keluarga satu tahun sekali dan hanya selama 15 hari," sebut Djunaidi.

 

Dibantu istri tercinta, Djunaidi menyiapkan berkas untuk mengikuti test CPNS. Tak mengecewakan, ia dinyatakan lulus di Basarnas.

Awal karir di Basarnas ia mendapat tugas membawa Kapal Basarnas dari Jakarta ke Makassar. Ia pun akhirnya bertugas di Makassar.

Baca Juga : Pemkab Luwu Utara Hibahkan Lahan 3.600 Meter Persegi untuk Basarnas

Seiring berjalannya waktu ia dipromosikan menjadi Koordinator Pusar untuk wilayah Selayar tahun 2008. Setelah empat tahun bertugas di Selayar selanjutnya ia ditarik lagi ke Makassar sebagai Pelatih.

"Hingga saya dikirim ke Gorontalo sebagai Kepala Seksi Potensi SAR selama 3 tahun. Ternate selama 3 tahun sebagai Kepala Operasi SAR. Saya juga membantu membawa kapal ke Balikpapan dan diperbantukan ke Papua sebagai tim SAR," jelasnya.

Djunaidi juga pernah dipercaya memimpin Basarnas Tanjung Pinang setelah mengikuti pendidikan. 

Baca Juga : Gelar Media Gathering Basarnas Sulsel Kenalkan Kepala Kantor Baru

Karirnya semakin baik hingga dipercaya menjadi Kepala Basarnas Mamuju selama enam bulan. Ambon selama 6 bulan dan akhirnya dipercaya menjadi Kepala Basarnas Sulsel hingga kini.

"Pekerjaannya sebagai tim penolong harus didasari dengan keiklasan. Ada prinsip dan motto yang saya pegang hingga kini. Dalam kehidupan harus punya inovasi dan kreasi yang terbaru, kebersamaan, kekompakan dan kekeluargaan yang mendasarinya," sebut lelaki yang hobi membaca tersebut.

Kedepan ia berharap ada peningkatan kemampuan (skill) personil Basarnas, penambahan personil dan peralatan untuk memudahkan membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Baca Juga : Kado Spesial dari Presiden RI untuk Basarnas di HUT ke-51 Tahunnya

Tahun ini, lanjut Djunaidi pihaknya akan melaksanakan pendidikan dan pelatihan selama enam kali dengan melibatkan TNI, POLRI, BPBD dan Organisasi kemasyarakatan.

"Dengan adanya lahan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi kami akan mendirikan Balai Diklat Basarnas RI yang akan dijadikan pusat pelatihan. Baik dari Papua, Ambon, Manado dan seluruh wilayah Timur Basarnas," terangnya.

Untuk diketahui, Basarnas awalnya berada di bawah Departemen Perhubungan sebelum akhirnya berdiri sendiri dan langsung dibawahi oleh Presiden.