RAKYATKU.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan tes polymerase chain reaction (PCR) dengan teknologi baru yang bisa mendeteksi varian Omicron.
"Kita akan menyebarkan teknologi baru untuk tes PCR yang bisa melihat Omicron. Kita sudah sebarkan di seluruh pintu masuk luar negeri utama sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron, menggunakan tes PCR yang cuma 4--6 jam dibandingkan dengan tes genome sequencing yang 3--5 hari," kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes), dalam konferensi pers, Senin (27/12/2021).
Saat konferensi pers pekan lalu, Budi juga menyinggung tes PCR yang bisa menjadi deteksi awal varian Omicron dalam 4--6 jam.
Tes PCR ini menggunakan reagen S-gene Target Failure (SGTF). Sampel yang terdeteksi positif dengan tes itu dikategorikan probable Omicron.
"Tes PCR dengan SGTF berfungsi sebagai marker, jadi tidak 100 persen seperti WGS. Tapi, kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4--6 jam saja, sedangkan WGS membutuhkan 3-5 hari," jelasnya.
Hasil deteksi dengan PCR SGTF tetap harus dikonfirmasi dengan Whole Genome Sequencing (WGS). Itu karena SGTF hanya mendeteksi salah satu mutasi khas yang dimiliki Omicron.
Baca Juga : Digitalisasi Informasi Sebagai Senjata Utama Untuk Program Prioritas Kementerian Kesehatan RI
Pada varian Omicron, salah satu komponen yang disebut S-gene tidak terdeteksi meski tes PCR hasilnya positif.
Kemenkes juga mendatangkan 15 mesin WGS baru yang akan disebar di pulau-pulau di Indonesia. Hal in agar indentifikasi Omicron bisa lebih cepat.