Rabu, 22 Desember 2021 19:01
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Hari Ibu tahun ini di SD Hang Tuah Makassar terasa spesial. Sejumlah anak memberikan kado istimewa berupa buku antologi puisi berjudul "Imajinasi Aksara Anak Negeri" karyanya kepada ibu mereka.

 

Pemberian buku antologi puisi itu, sekaligus merupakan prosesi peluncuran buku pertama karya anak-anak dalam memperingati Hari Ibu di Gedung Salemo, Rabu (22/12/2021).

"Berkaitan dengan judul buku ini, Imajinasi Aksara Anak Negeri, menunjukkan bahwa imajinasi itu bukan kegiatan yang sia-sia. Imajinasi bahkan merupakan langkah awal yang membuat kita jadi kreatif dan produktif," terang Kamaruddin, kepala Bidang Pendidikan (Kabiddik) Yayasan Hang Tuah, membacakan sambutan tertulis Ketua Pengurus Cabang Makassar Yayasan Hang Tuah.

Baca Juga : Fantasy World jadi Tema Perayaan NYE 2023 di Maxone Hotel

Disampaikan bahwa dirinya sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian ini. Karena bermanfaat dan dapat memberi motivasi serta inspirasi bagi siswa dan sekolah lainnya. Terobosan yang pertama ini dinilai dapat membangun budaya positif dan budaya prestasi di SD Hang Tuah.

 

Kepala SD Hang Tuah Makassar, Arpin, S.Pd, M.Pd, menyebut buku antologi puisi yang diluncurkan itu merupakan karya orisinil murid-muridnya. Berkat kehadiran buku yang jadi bagian dari program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) ini, SD Hang Tuah Makassar ditetapkan sebagai sekolah aktif literasi nasional oleh Nyalanesia. Arpin menyampaikan, ke depan sekolahnya menggagas dan fokus pada literasi kemaritiman.

Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tenri A. Palallo, dalam talkshow yang dipandu Siti Muthmainnah Massi, S.Pd., M.Pd, menyampaikan kebanggaannya melihat anak-anak memberikan kado berupa buku kepada ibunya di hari istimewa. Sehingga, katanya, kita perlu memberi ruang bagi tumbuhnya imajinasi anak untuk menulis. Orang tua tentu akan bangga bila anaknya punya buku, punya karya.

Baca Juga : Peringati Hari Ibu, TP PKK Parepare-RSUD Andi Makkasau Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing Gratis

"Kita bisa membaca tentang SD Hang Tuah lewat karya buku ini," jelas mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar itu.

Menurut Tenri, anak yang bisa menulis, bisa bikin puisi, adalah anak yang jujur. Lewat tulisannya, kita bisa melihat dan merasakan perasaan dan sikap seorang anak. Tulisan juga merupakan cara untuk membangun rasa percaya diri anak, dan mengajak anak melakukan pencatatan secara cermat.

Dr Pantja Nurwahidin, M.Pd, Kabid Manajemen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Makassar juga mengapresiasi buku antologi puisi murid-murid SD Hang Tuah. Dia menilai tulisan-tulisan dalam buku ini menunjukkan bahwa anak mampu menyinkronkan ide dan pikirannya ke dalam tulisan. Karena tidak semua orang bisa melakukan hal itu.

Baca Juga : Wujudkan Sekolah Adiwiyata, SD Hang Tuah Makassar Kukuhkan Gen-H

Buku-buku seperti ini, katanya, akan jadi dokumen sejarah dan kenangan bagi anak-anak. Suatu saat, ketika anak tamat, dan dia ke sekolah, dia akan membaca kembali apa yang pernah ditulis dalam buku.

"Kita bisa dikenang dan jadi tenar karena menulis buku. Jadi, mari kita ukir sejarah dan prasasti kita lewat buku," katanya memberi motivasi.

Dinas Pendidikan Kota Makassar, lanjut Pantja, tak hanya mendorong siswa menulis tapi juga guru-guru melalui Gerakan Literasi Guru. Sudah terbit kumpulan tulisan guru-guru kelas rendah, yang sebelumnya dilatih menulis. Mereka selanjutnya, diharapkan melatih juga murid-muridnya. Karena sekolah yang baik, salah satunya bisa dilihat dari karya murid-muridnya.

Baca Juga : Hari Ibu ke 93, Indira dan Fatmawati Dianugerahi Penghargaan Perempuan Inspirator

Apresiasi terhadap buku "Imajinasi Aksara Anak Negeri" juga datang dari Rusdin Tompo. Penulis dan penggiat literasi itu menilai puisi-puisi dalam buku itu khas tulisan anak-anak, baik tema, gaya, maupun pilihan diksinya. Peluncuran buku ini, sarannya,mesti jadi momen bagi SD Hang Tuah untuk membuat buku-buku baru, terutama untuk memperkuat literasi kemaritiman.

Sejarah lahirnya Hari Ibu bermula dari Kongres Perempuan Indonesia III yang digelar di Bandung, pada 22 Desember 1938. Penetapan Hari Ibu bertujuan agar kita selalu mengingat perjuangan perempuan Indonesia. Kita akan mengenang dan menghargai jasa-jasa ibu dan kaum perempuan dalam membantu Indonesia meraih kemerdekaan.