Selasa, 30 November 2021 23:56
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Dokter di Afrika Selatan yang jadi salah satu orang pertama yang mencurigai ada varian baru COVID-19, mengatakan gejala varian Omicron sejauh ini ringan dan pasien dapat dirawat di rumah.

 

Dia adalah dr. Angelique Coetzee, seorang praktisi dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan mengatakan. Dia mengungkapkan, pada 18 November 2021 ada tujuh pasien datang ke kliniknya dengan gejala COVID-19 yang berbeda dari varian Delta. Ketujuh pasien mengalami gejala sangat ringan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (30/11/2021), varian Omicron terdeteksi dan diumumkan oleh Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan pada 25 November 2021, berdasar sampel yang diambil dari laboratorium pada 14--16 November.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

Coetzee mengatakan, pada 18 November 2021, seorang pasien datang ke kliniknya mengaku sangat lelah selama dua hari, ditambah nyeri tubuh dan sakit kepala.

 

"Gejala itu sangat mirip infeksi virus umum. Dan karena kami belum melihat pasien Covid-19 selama 8--10 pekan terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes," katanya.

Hasil tes keluar dan ternyata pasien tersebut dan keluarganya positif COVID-19. Di hari yang sama, ada lebih banyak pasien datang dengan gejala yang sama seperti pasien sebelumnya.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

Di saat itulah Coetzee menyadari bahwa ada sesuatu yang baru dari COVID-19. Sejak saat itu, tiap hari minimal ada 2--3 pasien dengan gejala yang sama dan hasil tes COVID-19 positif.

"Kami melihat banyak pasien COVID-19 yang terpapar varian Delta selama gelombang ketiga. Dan ini tidak sesuai dengan gambaran klinis (dari varian Delta)," sebutnya.

"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala yang sangat, sangat ringan dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien darurat. Kami bisa merawat pasien ini secara konservatif di rumah," katanya.

Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

Coetzee, yang juga menjabat di Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin, mengatakan bahwa pasiennya tidak ada yang melaporkan anosmia atau kehilangan indra penciuman atau perasa dan tidak ada yang mengalami penurunan kadar oksigen atau sesak napas.

Pengalamannya sejauh ini adalah bahwa varian tersebut mempengaruhi orang yang berusia 40 tahun atau lebih muda. Hampir setengah dari pasien dengan gejala Omicron yang dirawatnya tidak divaksinasi.

"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan parah selama satu atau dua hari. Kemudian ditambah sakit kepala dan tubuh pegal-pegal," katanya.