RAKYATKU.COM -- Siapa yang mengadu domba mahasiswa? Sampai-sampai mereka saling mencederai bukan untuk kepentingan yang lebih besar; memperjuangkan kepentingan rakyat, misalnya.
Pada 1998, mahasiswa bersatu di seluruh Indonesia. Banyak korban yang berjatuhan. Hasilnya, Orde Baru yang berkuasa 32 tahun akhirnya tumbang.
Setelah aksi terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia itu, mahasiswa cenderung dikotak-kotakkan. Unjuk rasa semakin sepi. Tidak lagi menyuarakan satu aspirasi yang sama.
Baca Juga : Polisi Amankan 2 Orang Terduga Pelaku Penyerangan Rumah Mantan Anggota DPD RI di Makassar
Lebih parah, diduga ada yang sengaja mengkotak-kotakkannya. Dikelompokkan berdasarkan unsur primordialisme. Akhirnya, kelompok mahasiswa yang satu saling serang dengan kelompok lainnya.
Korban berjatuhan. Mulai dari yang terluka, hingga kehilangan nyawa. Kadang hanya dipicu masalah sepele. Konflik seperti ini hanya merugikan pihak-pihak yang berseteru.
Seperti yang terjadi dalam dua hari terakhir. Bermula dari penyerangan sekretariat mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM), Jumat malam (26/11/2021).
Baca Juga : Informasi Ternyata Hoax, 13 Pemuda Diringkus Polisi Setelah Berbuat Pidana
Disusul penyerangan asrama mahasiswa IPMIL yang diduga ada kaitannya dengan kejadian penganiayaan yang terjadi pada malam sebelumnya di kampus UIM. Terakhir pada Minggu dini hari, terjadi penyerangan di asrama mahasiswa Kepmi.
Berdasarkan keterangan polisi, pada Minggu dini hari (28/11/2021) sekitar pukul 02.00 wita, asrama IPMIL I di Jalan Sungai Limboto didatangi orang tak dikenal sekitar 14 orang.
Salah seorang saksi mata, FR (22) menjelaskan, dia sedang bersama temannya duduk di sofa teras asrama sambil bermain game. Tiba-tiba datang sekelompok OTK dengan berjalan kaki dari arah Jalan Sungai Limboto.
Baca Juga : Setelah Kapolrestabes, Giliran Plt Gubernur Kumpul Bupati, TNI-Polri, dan Tokoh Masyarakat
Kelompok yang menggunakan masker langsung melakukan penyerangan ke asrama dengan menggunakan busur, senjata rakitan, dan bom molotov.
Saksi lainnya, MF (21) mengaku sedang berada dalam kamar. Dia melihat teman asramanya lari. Selanjutnya ia bersembunyi di belakang pintu kamar.
Pelaku langsung melempar ke arah kamar dengan menggunakan molotov sehingga terjadi kebakaran di area kamar kedua.
Baca Juga : Penyerangan Asrama Mahasiswa, Polisi Minta untuk Tidak Terprovokasi
Sekitar pukul 02.30 wita, anggota Polsek Makassar yang dipimpin Iptu Zubaedi tiba di TKP dan langsung mengamankan TKP.
Sekitar pukul 02.35 wita tujuh unit mobil Pemadam Kebakaran Kota Makassar tiba di TKP dan langsung melakukan pemadaman api.
Sekitar pukul 04.00 wita tim Inafis Polrestabes Makassar yang dipimpin Bripka Rizal tiba di TKP dan langsung melakukan olah TKP.
Baca Juga : Apa Hubungan Penyerangan di UIM, Ipmil, dan Kepmi? Ini Penjelasan Polisi
Akibat dari kejadian tersebut menimbulkan kerugian materil maupun korban luka. Korban luka bernama Muhammad Abdullah Said. Dia mengalami luka tebas pada bagian leher dan pergelangan tangan kiri putus akibat tebasan senjata tajam.
Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana mengatakan, pada peristiwa sebelumnya di kampus UIM, seorang mahasiswa terluka akibat tebasan senjata tajam.
“Untuk korban sendiri ketua BEM,” kata Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana.
Baca Juga : Apa Hubungan Penyerangan di UIM, Ipmil, dan Kepmi? Ini Penjelasan Polisi
Sementara pada peristiwa terakhir di asrama 1 Kepmi, Jalan Gunung Limboto, pelaku membakar sebagian isi asrama tersebut menggunakan bom molotov.