Minggu, 31 Oktober 2021 07:33
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, PANGKEP - Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) BEM Kabamafar Universitas Muslim Indonesia (UMI) bersama Kelompok Karang Taruna Desa Tamangapa bekerja sama dalam menurunkan kasus stunting dengan memanfaatkan daun kelor sebagai suplemen makanan di Desa Tamangapa, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

 

Tingginya kasus stunting di Desa Tamangapa serta upaya penurunan yang belum optimal memerlukan pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yaitu Moringa oleifera L atau daun kelor sebagai suplemen makanan. Banyaknya tumbuhan kelor yang tumbuh di sekitar rumah masyarakat sehingga memudahkan mencari bahan baku utama.

Tahapan pelaksanaan PHP2D diawali dengan survei lokasi dan observasi terhadap anak-anak stunting. Selanjutnya menjalin kerja sama dengan kepala desa dan Karang Taruna setempat. Kemudian sosialisasi dan pendampingan pembuatan suplemen makanan dari daun kelor.

Baca Juga : Tidak Terbukti Gelapkan Dana Yayasan UMI Prof Dr Basri Modding: Saya di Fitnah

Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kasus stunting di Desa Tamangapa. Saat ini tercatat ada 51 kasus stunting.

 

BEM Kabamafar UMI dan kelompok Karang Taruna bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini dengan cara mengajarkan pembuatan suplemen makan dengan memanfaatkan daun kelor.

Ketua Tim PHP2D BEM Kabamafar UMI, Abu Dzar Al-ghifari, mengatakan kegiatan ini dimulai dengan melakukan pendampingan kelompok Karang Taruna terkait cara pembuatan suplemen makanan dari daun kelor.

Baca Juga : Peduli Kemanusiaan, Aliyah Mustika Ilham ajak BPOM dan KSR PMI Edukasi Ratusan Mahasiswa UMI

"Kami memberikan edukasi kepada Kelompok Karang Taruna di Desa Tamangapa agar dapat mengajarkan masyrakat terutama orang tua yang anaknya mengalami stunting dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut," kata dia, Sabtu (30/10/2021).

Ketua BEM Kabamafar UMI, Chikyta Putri Hijriah, berujar kegiatan ini untuk melatih dan menerapkan keterampilan sosial yang dimiliki mahasiswa terutama dalam lingkup Fakultas Farmasi UMI.

"Kami berharap agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan soft skill
yang diperoleh di kampus dan laboratorium dalam pendampingan masyarakat. Dalam kali ini agar upaya penurunan kasus stunting di Desa Tamangapa optimal," ujarnya.

Baca Juga : Gaungkan Bangga Menjadi Generasi Cari Aman Asmo Sulsel Bersama Jasaraharja Gelar Seminar Safety Riding di UMI

Sudirman (35), salah satu orang tua yang anaknya mengalami stunting, sangat bersyukur dengan adanya kerja sama antara BEM Kabamafar UMI dengan kelompok Karang Taruna di Desa Tamangapa untuk mengedukasi orang tua cara pembuatan suplemen dari daun kelor.

"Kegiatan kali ini sangat berkesan. Anak-anak yang tidak suka makan sayur tetap makan sayur karena adanya suplemen makanan yang dicampurkan ke dalam makanan pada anak-anak. Makanan pada anak bertambah gizinya setelah dicampurkan suplemen makanan," ucap Sudirman.

Kegiatan pendampingan masyarakat dalam pembuatan suplemen makanan akan terus berjalan hingga tahap evaluasi akhir anak stunting di Desa Tamangapa.