RAKYATKU.COM,MAKASSAR -- Memperingati Hari Santri yang jatuh Jumat (22/10/2021), Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar tausiah kebangsaan yang dipusatkan di Kampus II Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Imam Al-Ashim.
Tausiah kebangsaan ini menghadirkan Pembantu Rektor IV IAIN Alaudin Makassar Prof Dr KH Kamaluddin Abu Nawas, MAg selaku penceramah.
Kakanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni menyampaikan bahwa sebagai mantan santri, dirinya berharap santri-santri akan meneruskan perjuangan para kiai dan meneruskan estafet kepemimpinan di negeri ini.
Baca Juga : Ribuan Peserta Meriahkan Hari Santri Nasional di Kabupaten Luwu Utara
"Negeri ini masih utuh karena ada pesantren," kata Khaeroni.
Khaeroni juga menyampaikan tentang tiga regulasi yang secara khusus mengatur tentang pesantren yang merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019.
Ketiga regulasi tersebut adalah PMA Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren, PMA No 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren, dan PMA No 32 Tahun 2020 tentang Ma’had Aly.
Baca Juga : Bernuansa Putih, Ribuan Santri di Wajo Ikuti Upacara Hari Santri Nasional
"Semoga ini menjadi tanda bahwa Direktorat Pendidikan Pondok Pesantren akan naik kelas menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Pesantren," ujar Khaeroni.
Selain itu Khaeroni juga menyerahkan wakaf Al-Qur'an kepada pimpinan Pondok Tahfidzul Qur’an Imam Al-Ashim Makassar, KH Syam Amir Yunus.
Sebelumnya, Kepala Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Sulsel, H Mulyadi Idy dalam laporannya mengungkapkan bahwa hari santri ini ditetapkan Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015 dan Kemenag Sulsel telah dua kali mengadakan peringatan hari santri di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga : Hari Santri Nasional, Wali Kota Makassar: Santri Punya Peran Besar Jaga Martabat Kemanusiaan
"Dulu temanya santri sehat Indonesia kuat. Sekarang santri siaga jiwa raga yang bermakna kesiapan atau komitmen santri Indonesia yang telah siap jiwa raga untuk membela dan menjaga agama, bangsa, dan begara," tutur Mulyadi.