RAKYATKU.COM -- Sebelas tahun Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) eksis. Apa kunci bertahan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan pemberdayaan ini?
Pertama, keikhlasan dalam berbuat, yang penting orang lain bahagia. Kedua, semangatnya. Setiap acara komunitas, warga tak kenal lelah, siap begadang demi suksesnya acara.
Ketiga, kekompakannya. Semua kegiatan dilakukan secara bersama-sama.
"Saya ini bukan siapa-siapa kalau bukan dukungan warga. Bisa dilihat, kegiatan ini diisi oleh semua kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, terutama ibu-ibu, hingga nenek-nenek," papar Rahman Rumaday, founder K-Apel, yang mengawali sambutannya dengan membacakan puisi ciptaannya.
Rahman Rumaday menyampaikan pengalaman kerja pengorganisasian dan pemberdayaannya dalam acara peringatan "11 Tahun K-Apel, Terus Berbagi Cinta", di Lorong Jalan Daeng Jakking, Parang Tambung, Makassar, Minggu (26/9/2021).
Dijelaskan, tema peringatan tahun ini adalah "Lahirkan Generasi Julehah yang Berbudaya dan Ramah Terhadap Lingkungan".
Tema generasi Julehah ini diangkat karena K-Apel menginginkan anak-anak yang juara tapi juga sholeh dan sholehah. Anak-anak K-Apel itu, lanjutnya, harus ramah terhadap temannya dan ramah terhadap lingkungan. Sedangkan, pendekatan budaya dilakukan karena budaya itu memberi semangat dan menyatukan orang-orang.
"Jadi kalau mau juara dan sholeh-sholehah, maka datangkag ke K-Apel," kata lelaki yang akrab disapa Bang Mamang itu.
Dia mengucapkan terima kasih pada Lurah Parang Tambung, yang dinilai sangat responsif terhadap kegiatan-kegiatan K-Apel. Menurutnya, semua kekuatan mesti bergabung jika ingin melakukan perubahan.
Lurah Parang Tambung, Isvan Qadar Djachrir, SSTP, mengaku setiap kali diundang di acara K-Apel, dia selalu kagum. Karena ada hal-hal baru, menarik, dan berbeda yang dilakukan. Sehingga, dia langsung ingat K-Apel saat presentasi di hadapan tim ahli wali kota tentang lorong wisata. Pemkot Makassar, katanya, menargetkan 5000 lorong akan jadi destinasi wisata kota.
"Saya promosikan Lorong Daeng Jakking karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan K-Apel sudah mencakup semua, yakni ramah anak, religius, literasi, isu lingkungan, kuliner dan wisata," puji Isvan, yang menilai semangat merupakan nyawa K-Apel.
Ketua K-Apel, Rezky Amelia Syafiin, mengungkapkan kegiatan yang dilakukan K-Apel, selama ini dijalankan ibu-ibu dan anak-anak. Sebagai orang yang juga pernah jadi binaan K-Apel, dia tahu betul semangat mereka.
Disampaikan bahwa tahun ini mereka fokus pada lingkungan hidup dengan pendekatan budaya. Pembacaan puisi dalam bahasa Makassar yang ditampilkan, sebagai upaya pelestarian budaya daerah. Katanya, dia punya mimpi lorongnya akan jadi lorong pengelolaan sampah, dan bisa jadi role model seperti kegiatan yang dia lihat di Malino.
"Ke Lorong Daeng Jakking pergi mengaji. Mengajinya setiap hari Selasa. Selamat ulang tahun Komunitas Anak Pelangi. Jangan lupa terus berbagi cinta," kata mantan duta baca Sulsel itu berpantun.
Yeni Rahman, anggota DPRD Kota Makassar mengatakan, tugasnya di Komisi D Bidang Kesra, erat kaitannya dengan kegiatan K-Apel. Dari yang dia saksikan, tergambar potensi anak-anak begitu besar. Tinggal dikelola dengan baik. Menurutnya, kita perlu membuat inovasi kegiatan agar budaya kita menarik dan disukai anak-anak.
"Kita boleh saja mengikuti zaman tapi budaya kita harus tetap terpelihara. Karena budaya itu karakter kita," imbuhnya.
Founder Tamparang Grup, Adi Akbar, mengiyakan jika mau sukses maka harus berbagi. Itu yang dia alami. Dia lalu berbagi tips 3 cara sukses. Yakni, investasikan waktu untuk belajar, investasikan penghasilan buat orang tua, dan investasikan pendapatan untuk beramal.
"Kita akan sama-sama memberi warna bagi Parang Tambung," tegasnya.
Sejumlah pihak tampak hadir dalam acara peringatan 11 tahun K-Apel, antara lain Ketua LPM Barombong, pustakawan Tulus Wulan Juni dan Zahir Juwana. Juga aktivis dan penggiat literasi Rusdin Tompo, ada juga penyair Syahrir Rani Patakaki, Rosita Desriani, dan Muh Naafi. (rls)