Sabtu, 18 September 2021 08:59
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Jutaan pekerja di Amerika Serikat (AS) yang di-PHK pada bulan-bulan awal saat pandemi COVID-19 masuk ke nagara itu, kini menghadapi permintaannya tinggi pada pasar tenaga kerja. Saat ini berbagai unit usaha tampak sangat membutuhkan jasa dari para pekerja tersebut.

 

Akan tetapi, sejumlah pekerja ragu-ragu dan tampak tidak terlalu antusias untuk segera kembali bekerja, meskipun mendapat tawaran gaji yang lebih tinggi di beberapa sektor serta tunjangan pengangguran dari pemerintah yang mereka dapatkan akan segera kedalurwarsa.

Contohnya seperti yang terjadi di Charlotte, North Carolina. Beragam bisnis di wilayah tersebut mengalami kekurangan pekerja di sektor jasa, salah satu sektor yang menjadi penggerak ekonomi di wilayah itu. Iklan lowongan kerja terlihat bersebaran di kota tersebut.

Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina 

Jumlah pengangguran di kota Charlotte sendiri telah mengalami penurunan sejak Mei 2020, dari 14 persen menjadi sekitar lima persen.

 

“Restoran tetap sibuk dan kami mendapat banyak pendapatan. Akan tetapi, saya tidak memiliki jumlah staf yang memadai,” kata manajer dari restoran pizza Brixx Wood Fired Pizza, Lethr Rothert, kepada VOA.

Situasi sama dialami kedai kopi The Giddy Goat Coffee Roasters yang menggunakan konsep memanggang biji kopinya langsung dihadapan para pembeli. Kedai kopi itu diluncurkan selama masa pandemi dan kini sibuk memenuhi permintaan pelanggannya.

Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas

"Saat kami kira kami telah mempunyai jumlah staf yang cukup, disitulah lalu permintaan dari para pembeli meningkat. Dan tiba tiba saja kami merasa kekurangan jumlah pegawai," kata Enzo Pazos, manajer dari kedai kopi tersebut.

"Dua dari staf kami pergi untuk melajnutkan sekolahnya dan itu membuat kami kekurangan dua pegawai. Jumlah yang ada sekarang tidaklah cukup."

Ekonom dari Univesitas North Carolina at Charlotte, Matthew Metzgar, mengatakan fenomena kekuranga pegawai ini terjadi di seluruh wilayah di AS.

Baca Juga : Kremlin Tuduh AS Terlibat dalam Dugaan Upaya Pembunuhan Putin

Metzgar mencatat, program stimulus ekonomi dari pemerintah federal telah memberi beberapa pekerja pendapatan sementara yang lebih tinggi dibandingkan upah dari pekerjaan mereka sebelum pandemi.

“Yang terjadi sudah tentu adalah tunjangan pengangguran lebih tinggi, orang kurang berminat untuk bekerja, apalagi bekerja dengan gaji yang lebih rendah,” kata Metzgar.

Sumber: VOA Indonesia