Kamis, 19 Agustus 2021 10:22
Foto: Usman Pala/Rakyatku.com
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,MAKASSAR -- Steven William Frits Lumankun (21) memperlihatkan sejumlah gelagat aneh sebelum berangkat ke Bawakaraeng.

 

Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) Makassar itu salah satu dari tiga orang yang ditemukan meninggal dunia.

Steven diduga meninggal dunia karena kedinginan saat menuruni Gunung Bawakaraeng, Rabu (18/8/2021). Saat ini jasad Steven disemayamkan di rumahnya di Jalan Melati, Sungguminasa, Kabupaten Gowa.

Baca Juga : Jelang HUT RI, Ribuan Pendaki Padati Kawasan Gunung Bawakaraeng

Ibu kandung Steven, Vivi Desi Yulianita (41) masih belum percaya anak ketiganya dari lima bersaudara itu telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

 

"Perasaanku sekarang dia kayak tidak meninggal, dia masih ada. Ini terasa hatiku masih tenang. Mau menangis nggak bisa. Kayak nggak percaya," kata Vivi saat ditemui di rumahnya Rabu malam (18/8/2021).

Vivi menceritakan, satu pekan sebelum pergi mendaki Steven melakukan hal-hal yang tidak biasa dia lakukan.

Baca Juga : Pendaki yang Hilang di Gunung Abbo Ditemukan Hidup dengan Luka Robek di Kepala

"Satu pekan sebelum dia pergi dia cium-cium saya, padahal nggak biasa seperti itu dia peluk-peluk saya. Saya tanya 'kenapa Steven barusan kau cium mami' dia nggak bilang apa-apa," ujar Vivi.

Pada Sabtu siang, sebelum berangkat bersama teman-teman SMA-nya ke Gunung Bawakaraeng, ibunya merasakan hal aneh lagi.

"Saya merasa waktu mau berangkat jabat tangan berapa kali. Jadi saya izinkan dia pergi asal jangan mendaki di atas gunung dan dia bilang tidak ji mami," ucap Vivi.

Baca Juga : Tim SAR Upayakan Korban Jatuh di Gunung Lompobattang Tiba di Kaki Gunung Sore Ini

"Waktu pergi dia juga melambai-lambaikan tangan ke saya. Padahal kalau biasa dia pergi, dia tidak begitu," sambung Vivi.

Vivi juga menyebut bahwa pada saat anaknya minta izin, dia telah melarangnya ikut mendaki mengibarkan bendera di puncak Gunung Bawakaraeng.

"Pamit, tapi saya bilang, Nak jangan kau kibarkan bendera di atas karena mami juga pendaki dulu. Jadi mami sudah tau bagaimana di atas itu kalau cuaca ekstrem di sana. Apalagi kalau kedinginan atau kekurangan makananmu," ucap Vivi.

Baca Juga : Pendaki Bawakaraeng Terjatuh di Patahan Jurang Pasar Sanjaya, SAR Turun Tangan

Dia juga sempat memperingatkan anaknya itu bahwa setiap tahun di Gunung Bawakaraeng itu memakan korban.

"Saya juga sempat bilang begini tiap tahun itu di sana Nak, ada korban dan itu korbannya gagah-gagah," sebut Vivi.

Tapi saat itu, kata ibunya, Steven mengatakan bahwa ia tidak naik sampai ke atas. Hanya sampai rumah penduduk.

Baca Juga : Alami Hipotermia, Seorang Pendaki Gunung Bawakaraeng Dievakuasi

"Ada memang teman SMA-nya rumahnya di Malino. Dekat hutan pinus sana, tapi katanya ndak mendaki gitu," ucap Vivi.

Yang paling mengiris hati ibunya, Steven baru saja merayakan ultah ke-21 dan akan diwisuda bulan depan.

"Bayangkan udah mau diwisuda bulan depan bagaimana saya tidak menangis," ujar Vivi sambil termenung.

Kata Vivi, selama hidupnya Steven adalah anak yang sangat baik. Tidak pernah merepotkan orang tuanya. "Ini anak to ndak pernah merepotkan saya kasiang. Anak mami dia," tutur Vivi.

Penulis : Usman Pala

BERITA TERKAIT