RAKYATKU.COM -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin dijadwalkan mengumumkan pengunduran diri, Senin (15/8/2021).
Jabatannya akan diserahkan kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah. Menteri Departemen Perdana Malaysia bidang Penugasan Khusus, Mohd Redzuan Md Yusof mengonfirmasi rencana tersebut.
Muhyiddin sudah menyampaikan anggota partai tentang keputusannya mengundurkan diri. "Besok akan ada rapat kabinet khusus. Setelah itu, dia akan menuju (istana) untuk mengajukan pengunduran dirinya," kata Mohd Redzuan, Minggu (15/8/2021).
Baca Juga : Ikuti Langkah PM, PNS Malaysia Sumbangkan Gaji 3 Bulan untuk Dana Bantuan COVID-19
Tekanan kepada Muhyiddin meningkat belakangan ini setelah beberapa anggota parlemen dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang merupakan kubu terbesar dalam aliansi yang berkuasa menarik dukungan.
Sebagai imbal balik, Muhyiddin menjanjikan tujuh tawaran kepada para pemimpin partai oposisi. Namun demikian pada Sabtu lalu partai oposisi ramai-ramai menolak tawaran tersebut, salah satunya Pakatan Harapan.
"Ini adalah kali pertama dalam sejarah Malaysia seorang Perdana Menteri mengakui ia telah kehilangan suara mayoritas, tapi terus mencari dukungan," menurut keterangan resmi Pakatan Harapan.
Baca Juga : PM Malaysia Muhyiddin Yassin Terima Saja Disebut Bodoh
"Pakatan Harapan telah mengambil sikap untuk menolak keras semua tawaran tidak tulus dari Tan Sri Muhyiddin yang seharusnya dilakukan lebih awal dan bukan pada akhir kehidupan politiknya," katanya.
Seiring rencana pengunduran diri Muhyiddon, kubu koalisi berkuasa Perikatan Nasional dan koalisi oposisi Pakatan Harapan sedang menggelar pertemuan serta lobi-lobi politik untuk menduduki kursi orang nomor satu di "Negeri Jiran”.
Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) adalah yang paling diuntungkan dengan mundurnya Muhyiddin. Secara matematis, UMNO adalah partai terbesar di koalisi Perikatan dengan 38 kursi.
Partai terbesar Malaysia itu berpeluang besar kembali ke pucuk kekuasaan yang raib dari tangan, setelah kekalahan mengejutkan di tangan Pakatan Harapan pada pemilihan umum (pemilu) Mei 2018.
UMNO sebelumnya memimpin Malaysia sejak kemerdekaan pada 1957. Walau menjadi bagian dari koalisi Muhyiddin, hubungan UMNO dan Partai Bersatu pimpinan Muhyiddin tidak pernah mesra.
Kedua partai berporos suku Melayu ini kerap terlibat cekcok politik. Bagaikan duri dalam daging, UMNO tanpa henti merongrong 17 bulan pemerintahan Muhyiddin.
The Malaysian Insight melaporkan, Muhyiddin berencana mengajukan dua nama politisi UMNO kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah sebagai calon penggantinya.
Wakil Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob menjadi calon terkuat untuk menjadi PM ke-9 Malaysia. Ismail, dilaporkan oleh The Vibes, sedang intensif menggalang dukungan tertulis dari mitra koalisi di Perikatan untuk mengamankan kursi PM.
Menteri Pertahanan Malaysia ini diketahui memiliki hubungan baik dengan Muhyiddin. Kesetiaannya diimbali dengan kursi wakil perdana menteri yang baru dipegangnya selama 39 hari sejak 7 Juli.
Nama politisi berusia 61 tahun itu selama ini dikenal sebagai wajah penanganan pandemi Covid-19. Dia rutin menyampaikan konferensi pers mengenai perkembangan wabah yang melumpuhkan Malaysia itu.
Ismail bukan tanpa pesaing. Muhyiddin juga akan memberikan nama Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein. Hishammuddin berasal dari keluarga politisi terpandang berdarah biru. Dia tidak lain tidak bukan adalah sepupu mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Ayah dan kakeknya bukan orang sembarangan. Hussein Onn, ayahnya, adalah perdana menteri ke-4 Malaysia yang menjabat dari 1976 hingga 1981. Sementara itu kakeknya, Onn Jaafar, adalah pendiri UMNO.
Nama politisi UMNO lain yang juga digadang-gadang adalah Tengku Razaleigh Hamzah.