MOHAMMAD Ramdhan Pomanto berbunga-bunga saat rapat virtual bareng Presiden Joko Widodo. Pada Senin (19/7/2021) itu, Jokowi membahas penanganan Covid-19 di Indonesia.
Apa yang terjadi? Salah satu penekanan Presiden Jokowi dalam rapat itu, meminta semua kepala daerah melakukan deteksi dini tingkat RT dan kelurahan secara masif.
Baca Juga : Komitmen Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 di Lingkup Dishub Makassar
"Covid-19 ini penanganannya harus masif dan detail biar bisa menyelamatkan warga," ucap Jokowi.
Inilah yang membuat Danny --sapaan akrab Mohammad Ramdhan Pomanto-- bangga. Perintah Presiden Jokowi sudah lebih dahulu diterapkan di Makassar. Lewat program Makassar Recover.
"Tim detektor kita sudah bentuk dan turun ke RT/RW setiap kelurahan bergerak. Ini sebuah apresiasi karena ternyata Pak Jokowi juga memerintahkan," ujar Danny.
Baca Juga : Camat Sangkarrang Apresiasi Kinerja Dinas Kesehatan Adakan Vaksinasi di Pulau
Apa itu detektor? Salah satu bagian dalam program Makassar Recover. Selain Satgas Detektor, ada juga Satgas Raika dan Covid-19 Hunter.
Khusus Satgas Detektor diluncurkan di tribune Lapangan Karebosi, Jumat (2/7/2021). Jumlah personelnya 15.306 orang. Terdiri atas 10.000 relawan, 5.000 tenaga kesehatan, dan 306 dokter.
Mereka bertugas di tingkat RT yang tersebar pada 153 kelurahan di Kota Makassar. Satgas Detektor turun langsung mengetuk pintu rumah warga untuk mendeteksi status kesehatan masyarakat melalui tes GeNose.
Baca Juga : Takjub Penanganan Covid-19, Bupati Sleman Berguru Program Makassar Recover
Dalam tugasnya, tim detektor didampingi tenaga kesehatan dan dokter. Khusus dokter, hanya dua orang per kelurahan. Mereka standby di 153 posko kontainer Makassar Recover Center.
Tim detektor mendeteksi kesehatan seluruh masyarakat Kota Makassar. Mulai mengukur saturasi oksigen, tekanan darah, hingga suhu tubuh menggunakan GeNose.
Jika ada yang terdeteksi positif melalui tes GeNose, pemerintah kota akan melanjutkan melalui tes PCR dan swab antigen. Ada 12 ribu alat PCR yang disiapkan sudah mampu mendeteksi empat varian baru Covid-19.
Baca Juga : Program "Makassar Recover"Berhasil Raih Penghargaan Indonesian Awards 2021, Danny:Sinergitas Semua Pihak
"Insyaallah mereka akan menjaga, me-monitoring, sepanjang hari antara per satu bulan pemeriksaan itu. Jadi betul-betul kita sekarang berperang di RT," papar Danny Pomanto.
"Kalau ada OTG atau positif Covid-19, detektor akan menelepon markas nanti Covid Hunter yang datang. Kalau menyangkut kesehatan Covid Hunter yang datang, tapi kalau menyangkut kerumunan acara Satgas Raika yang datang. Jadi ini satu rangkaian," beber Danny.
Baca Juga : Pemkot Gencar Vaksinasi, Hasilnya Makassar jadi Zona Kuning, Danny:Jangan Lengah Ingat Prokes
Hasil Deteksi
Dalam empat hari bertugas, tim detektor telah mendata 61.137 orang. Hasilnya, warga dengan kondisi suhu badan di atas 38 derajat celcius dideteksi 740 orang. Sementara, untuk saturasi oksigen di bawah 90 persen terdapat 4.941 orang.
Guru besar ilmu kedokteran, Prof Dr dr Idrus A Paturusi kaget. Menurutnya, saturasi oksigen di bawah 90 persen itu berbahaya.
"Di bawah 95 persen saja itu sudah bahaya. Ini yang banyak terjadi di Kota Jakarta. Biasa disebut happy hypoxia. Orang-orang tidak mengetahui bahwa oksigen dalam darahnya berkurang. Ini bahaya jika tidak ditindaki dengan cepat. Untungnya para tim detektor turun men-tracing meskipun banyak pro kontra," ucap mantan rektor Unhas itu.
Prof Idrus paham, banyak yang kontra dengan tim detektor. Alasannya, soal kenyamanan dan privasi. Makanya, dia menyarankan pemerintah kota segera mendiskusikan dan mencari solusi terbaik.
Danny Pomanto juga sudah menerima laporan. Banyak warga yang menolak. "Padahal ini menguntungkan mereka. Kita mudahkan. Mereka tidak bawa KTP dan tidak bayar seperti di rumah sakit. Ini kita yang datangi, gratis pula. Ini bentuk tindakan kemanusiaan kita di tengah pandemi," ujar Danny.
Soal banyaknya tim detektor yang tidak mematuhi SOP, pihaknya sudah membicarakan dengan camat, lurah, dan Master Covid di setiap wilayah agar lebih memperhatikan para tim detektornya.
"Kita lihat kelebihannya ini program ternyata banyak warga yang saturasinya di bawah 90 dan suhunya tinggi. Ini membahayakan. Karenanya kita akan lakukan PCR bukan antigen ke semua warga yang terdata. Kalau tidak ditindaki cepat atau tidak ada tim detektor, mana kita tahu warga ta' kurang saturasinya," sebut Danny.
Olehnya itu, Danny meminta kerja sama masyarakat Makassar untuk bisa menerima kedatangan Tim Detektor ke rumahnya.
"Insyaallah tiap hari kita evaluasi kekurangannya. Tolong kerja sama-ta. Kita juga sudah koordinasi dengan TNI Polri untuk mengawal ini," ucapnya.
Janji itu langsung ditindaklanjuti Wali Makassar Kota Mohammad Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Fatmawati. Keduanya meminta laporan dari lurah, camat, master Covid, dan para kepala puskesmas yang bersentuhan langsung dengan tim detektor.
Danny secara tegas meminta agar semua pihak yang terlibat bersungguh-sungguh berjuang menyelamatkan warga Makassar.
"Ini panggilan kemanusiaan. Jangan ada provokator. Harusnya semua pihak saling mendukung. Apa yang kurang segera dibenahi. Kritikan dan masukan masyarakat ditampung dan lakukan perbaikan. Wajar jika ada komentar tapi bukan berarti harus diam dan tidak berbuat apa-apa," tegas Danny.