Senin, 26 Juli 2021 23:59
Warga Ampana mencari tempat yang aman setelah diguncang gempa magnitudo 6.5.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Gempa susulan di Tojo Una-Una bikin panik. Maklum, kekuataannya lebih kuat dibandingkan guncangan pertama yang terjadi sekitar pukul 11 siang.

 

Gempa susulan terjadi pukul 20.09 wita. berkekuatan magnitudo 6.5 dengan pusat gempa pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.

Salah seorang warga Ampana sedang terbaring lemas saat gempa mengguncang. Pria berinisial RN itu sedang diinfus setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga : Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Capai 28.000 Orang

Guncangan gempa yang terjadi setelah salat isya itu begitu kuat. Bersamaan dengan itu, listrik mati di Ampana. Jaringan seluler juga ikut terganggu hingga tidak ada sinyal sama sekali.

 

"Ini sementara berkemas-kemas untuk mencari tempat yang aman," kata istri RN kepada Rakyatku.com, Senin malam (26/7/2021).

Setelah itu, jaringan komunikasi seluler terputus hingga berita ini diterbitkan.

Baca Juga : Gempa 6,1 SR Guncang Afghanistan, 280 Orang Tewas

Berdasarkan data BMKG, gempa dengan magnitudo 6.5 itu terasa di seluruh wilayah Sulawesi. Mulai Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, hingga Sulawesi Selatan.

Getarannya terasa di Poso, Morowali, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, Kotamogabu, Buol, Bone Bolango, Bobong, Konawe Utara, Tomohon, Manado, Kolaka Utara, Masamba, Mamuju Tengah, Polewali, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Pohuwato, dan Luwuk.

"Tidak berpotensi tsunami," kata BMKG dalam laman resminya.

Baca Juga : Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Keerom Papua

Ini adalah Gempa susulan. Namun, getarannya lebih kuat. Gempa pertama terjadi pukul 10.52 dengan kekuatan magnitudo 5.9.

Gempa bumi dangkal ini akibat adanya deformasi, karena sesar lokal. Episentrum gempa terletak pada koordinat 0,74 derajat Lintang Selatan, 121,88 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 km.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi karena sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan normal," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya di Jakarta, Senin (26/7/2021).

Baca Juga : Gempa M 7,3 Guncang Jepang, KBRI Tokyo Pastikan Tak Ada WNI yang Jadi Korban

 

TAG