RAKYATKU.COM - Di salah satu gerbong kereta, air berangsur naik dari pergelangan kaki, ke pinggang, dan leher penumpang.
Dalam keadaan panik, para komuter menjulurkan kepala mereka ke arah atas guna bernapas. Sementara itu, ada penumpang yang berusaha mengangkat tubuh penumpang lain bertubuh pendek agar tidak tenggelam.
Situasi ini terekam dalam tayangan video yang dibagikan di media sosial. Pada tayangan itu tampak beberapa penumpang berdiri di bangku kereta dan menempel pada langit-langit kereta selagi air terus meninggi. Salah satu penumpang berusaha memecahkan jendela, tetapi belakangan dia tersadar bahwa air di luar kereta lebih banyak.
Baca Juga : Tiongkok Larang Keras Gaya Keperempuan-perempuanan di Acara Hiburan
Ada sejumlah orang yang merekam kejadian itu, sementara lainnya menelepon kerabat mereka atau mengunggah pesan meminta bantuan.
"Saya tidak bisa bicara lagi," tulis seorang perempuan pada jejaring media sosial Weibo. "Jika tidak ada bantuan datang dalam 20 menit, ratusan orang akan kehilangan nyawa."
"Kami semua berdiri di kursi dan air sudah mencapai selutut," kata seorang perempuan bernama Li kepada Elephant News.
Baca Juga : Seperti Reka Ulang, Perkelahian Keluarga di Taman Margasatwa, Malamnya para Hewan Ikut Berkelahi
"Air sudah mencapai leher beberapa penumpang bertubuh pendek," tambahnya, sembari menambahkan udara yang tersisa sangat sedikit.
Setelah sekitar satu jam, gerbong kereta mendadak gelap dan ketersediaan oksigen terus menurun.
"Saya benar-benar takut. Tapi, hal paling mengerikan bukan air, tapi pasokan udara yang berkurang," kata salah satu penumpang kepada kantor berita Reuters.
Baca Juga : Kereta Bawah Tanah Terjebak Banjir, Penumpang Ketakutan saat Air Terus Naik
Kesaksian mengenai apa yang terjadi di kereta bawah tanah diutarakan para penumpang kepada sejumlah media di Tiongkok.
"Pada awalnya air tidak terlalu banyak, tapi kemudian seperti datang sekaligus," kata seorang perempuan yang berada di kereta bawah tanah kepada media Pear Video.
"Dalam kurun waktu sekitar 30 menit, air sudah setinggi bahu saya. Sulit bernapas, banyak orang pingsan," lanjutnya.
Baca Juga : Pria Ini Cari Kunci Rumahnya yang Hilang, Tidak Sadar Ternyata Sudah Tertelan
Perempuan yang enggan namanya dipublikasikan itu mengaku terjebak selama lebih dari empat jam dan menangis ketika akhirnya diselamatkan.
"Ada begitu banyak air di peron dan air terus mengalir dari celah-celah pintu kereta," jelas penumpang lain kepada Jiupai News.
"Saya cukup tinggi, namun sekitar lima menit kemudian, air sudah sedada saya. Orang-orang tinggi membantu orang-orang pendek dan anak-anak ke kursi. Saya menggendong anak orang lain."
Baca Juga : Asyiknya, Mereka yang Sudah Divaksin COVID-19 Bisa Dapat Kupon Diskon Belanja
Dalam sebuah unggahan di Weibo, seorang perempuan menggambarkan kepanikan para penumpang di dalam gerbong kereta.
"Banyak orang mulai menderita kesulitan bernapas. Saya mendengar seorang penumpang berbicara melalui telepon, menyebutkan nomor rekeningnya kepada keluarganya, dan saya berpikir mungkin saya harus melakukan hal yang sama."
"Air terus mengucur dari celah-celah pintu, kami semua berdiri di bangku kereta bawah tanah," sebut unggahan lain.
Beberapa jam kemudian, di tengah ketakutan dan ketidakpastian, sejumlah anggota regu penyelamat mampu mengakses atap gerbong kereta dan menarik keluar para penumpang.
"Kami pecahkan kaca sedikit (pada atap gerbong). Lalu kemudian tiba-tiba udara masuk," ujar seorang perempuan yang namanya tidak dipublikasikan, kepada stasiun televisi CCTV.
Ratusan orang akhirnya dapat diselamatkan dari terowongan kereta bawah tanah yang diterjang banjir di Zhengzhou, kota berpenduduk 12 juta jiwa di tepi Sungai Kuning, Provinsi Henan.
Akan tetapi, tidak semuanya selamat. Sedikitnya 12 orang diketahui meninggal dunia dan lima lainnya cedera.
Selama tiga hari sebelum kejadian itu, Kota Zhengzhou dilanda hujan deras. Curah hujan pada Selasa (20/7/2021) tercatat mencapai 624 mm, yang sepertiganya mengguyur antara pukul 16.00-17.00.
Musim hujan memang tengah berlangsung di China dan banjir tahunan biasanya terjadi di beberapa tempat.
Sumber: BBC Indonesia