RAKYATKU.COM - Penerapan PPKM darurat dinilai krusial di tengah kembali meningginya kasus COVID-19 munculnya varian virus Corona baru, seperti Alpha, Beta, Delta, dan Kappa, yang disebut lebih menular.
Saat penerapan PPKM darurat, pemerintah memperkuat testing, tracing, treatment (3T) dengan target positivity rate kurang dari 5 persen serta tracing mengincar 15 pelacakan kontak erat. Selain itu, pemerintah melakukan percepatan vaksinasi.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan di masa pandemi diperlukan langkah-langkah dalam memutus rantai transmisi penyakit. Salah satunya dengan pelacakan kontak (contact tracing).
"Bagi kasus terkonfirmasi positif harus menjalani karantina atau isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran," kata Nadia dalam pada Dialog Produktif KPC PEN yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (7/7/2021).
Selama Juni 2021, kata dia, terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang jauh melebihi Desember 2020--Januari 2021.
"Angka positif harian saat ini mencapai 28--30 ribu kasus, yang sangat dimungkinkan disebabkan oleh varian Delta yang mendominasi Pulau Jawa. Penularan varian Delta sangat cepat yaitu 5 sampai 8 kali lebih menular dibanding varian asli dengan penularan 2,5 sampai 3 kali,” jelas Nadia.
Baca Juga : Digitalisasi Informasi Sebagai Senjata Utama Untuk Program Prioritas Kementerian Kesehatan RI
Vaksin COVID-19 sejauh ini disebutkan dapat melawan varian Delta. Riset terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan efikasi vaksin dapat mencegah timbulnya gejala dan mencegah rawat inap di RS hingga lebih 90 persen.
Karenanya, meski di tengah PPKM darurat, Kemenkes mengimbau masyarakat tetap mendatangi sentra vaksinasi bagi yang sudah mendapatkan undangan atau melakukan pendaftaran daring.
"Selama PPKM Darurat, fasyankes atau sentra vaksinasi tetap buka danlayani vaksinasi. Kunci utama saat datangi pos vaksinasi adalah protokol kesehatan yang ketat, hindari kerumunan. usai vaksinasi sebaiknya masyarakat langsung pulang ke rumah," pesan Nadia.
Baca Juga : Menkes Budi Tekankan Empat Hal Penting Hadapi Masa Endemi Covid-19
Indonesia kini telah berhasil memvaksinasi 32,3 juta dosis pertama dan 14 juta dosis kedua, dari target sasaran vaksinasi nasional 181,5 juta orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
“Vaksinasi efektif melawan varian virus COVID-19 yang bermutasi. Vaksinasi termasuk ikhtiar mencegah tertular varian of concern. Tidak perlu pilih-pilih vaksin karena semua vaksin yang disetujui di Indonesia aman, halal, dan berkualitas," ucap Nadia.