Minggu, 04 Juli 2021 12:03
(Twiiter @selecaoportugal)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Kerumunan penonton Euro 2020 menyebabkan tingginya kasus Covid-19 di Eropa. Penonton memenuhi stadion sepak bola, pub serta bar-bar di kota penyelenggara.

 

Menurut WHO, penurunan kasus infeksi baru selama 10 pekan di seluruh Eropa berakhir dan gelombang baru infeksi tak terbendung jika penggemar bola dan lainnya tidak memperhatikan protokol kesehatan.

Pekan lalu, angka kasus baru naik sampai 10 persen, didorong kerumunan di kota-kota penyelenggara Euro 2020, perjalanan dan pelonggaran pembatasan sosial.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

“Kita perlu melihat lebih dari sekadar stadion itu sendiri,” kata pejabat senior bidang kedaruratan WHO, Catherine Smallwood, dikutip dari Reuters via merdeka.com, Jumat (2/7).

 

“Kita perlu melihat bagaimana orang-orang sampai di sana, apakah mereka bepergian dengan konvoi bus besar yang penuh sesak? Dan ketika mereka meninggalkan stadion, apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai untuk menonton pertandingan?”

"Peristiwa kecil terus-menerus inilah yang mendorong penyebaran virus," lanjut Smallwood.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer menyebut keputusan badan sepak bola Eropa UEFA untuk mengizinkan kerumunan besar di Euro 2020 "sama sekali tidak bertanggung jawab".

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters, UEFA mengatakan langkah-langkah mitigasi di lokasi penyelenggaraan "sepenuhnya selaras dengan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan masyarakat setempat yang kompeten".

Peningkatan baru kasus Covid-19 terjadi karena varian virus Delta yang lebih menular menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.

Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

Hampir 2.000 orang yang tinggal di Skotlandia menghadiri acara Euro 2020 saat terinfeksi Covid-19, di mana banyak yang menghadiri pertandingan penyisihan grup melawan Inggris di London pada 18 Juni, kata pihak berwenang Skotlandia, pada Rabu.

Peningkatan infeksi telah menimbulkan kekhawatiran gelombang ketiga dapat menyebar ke seluruh Eropa pada musim gugur jika orang tidak divaksinasi.

"Kekhawatiran akan lonjakan musim gugur masih ada, tetapi apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa itu mungkin datang lebih awal," kata Smallwood.