Rabu, 23 Juni 2021 17:17
Ketegangan antara Syaharuddin Alrif dan Arfandy Idris.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM – Keributan terjadi usai rapat paripurna DPRD Sulsel, Rabu (23/6/2021). Dipicu perdebatan terkait agenda rapat.

 

Rapat paripurna itu digelar di lantai 9 tower DPRD Sulsel. Agendanya, mendengarkan padangan fraksi terhadap Rancangan Perda tentang Bantuan Hukum Masyarakat Miskin dan Tata Tertib DPRD.

Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif. Keributan bermula saat Syaharuddin hendak melanjutkan agenda untuk meluncurkan e-Aspirasi.

Baca Juga : Ketua DPRD Sulsel Reses di Palie Barru, Serap Aspirasi Warga

Anggota Fraksi Partai Golkar, Arfandy Idris melakukan interupsi. Dia mengusulkan agar pimpinan menutup terlebih dahulu rapat paripurna sebelum peluncuran e-Aspirasi.

 

Arfandy beralasan, launching tersebut tidak masuk dalam agenda rapat paripurna. Politikus senior Partai Golkar itu juga mengaku belum tahu agenda tersebut. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari sekretaris DPRD.

Anggota Fraksi Partai Demokrat, Selle KS Dalle juga melakukan interupsi. Protesnya senada dengan Arfandy. Dalam undangan rapat yang disampaikan kepada anggota DPRD, katanya, hanya dua agenda.

Baca Juga : Ketua DPRD Sulsel Kunjungan ke Barru, Dorong Pemanfaatan Bantuan Pertanian

Dua interupsi itu membuat Syaharuddin Alrif emosi. Dia mengaku sudah menyampaikan agenda tersebut di awal rapat. Namun, tak satu pun anggota DPRD yang protes. Makanya, dia menganggap semua setuju dengan agenda itu.

Akhirnya, Syaharuddin Alrif menutup rapat paripurna lalu menghampiri Arfandy. Dia langsung menggebrak meja. "Tidak ada saya takuti di sini," ujar Syahar ke arah Arfandy seperti dikutip dari Rakyatsulsel.co.

Beruntung, ketegangan tersebut dilerai sejumlah anggota DPRD Sulsel. Tidak sampai terjadi adu jotos. Kedua pihak bisa menahan diri.

Baca Juga : Ian Latanro Salurkan 12 Ribu Bibit Durian Musang King di Enrekang

Arfandy sendiri mengatakan, insiden itu bagian dari dinamika di DPRD Sulsel. Perdebatan sering terjadi, bahkan sampai gebrak meja. Namun, sebagai wakil rakyat yang terhormat, semua bisa menahan diri.