Rabu, 23 Juni 2021 10:00

Tim PULAu DPK Sulsel Lakukan Pembinaan Perpustakaan di Barrang Lompo

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tim PULAu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel.
Tim PULAu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel.

PULAu merupakan akronim dari Penggiat Utama Literasi Anak Laut, yakni 1 dari 8 tim pustakawan bergerak, yang semuanya merupakan pustakawan fungsional pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Persoalan perpustakaan yang berkaitan dengan koleksi, serta sarana dan prasarana, merupakan beberapa masalah yang ditemukan Tim PULAu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dinas perpustakaan sulsel" href="https://rakyatku.com/tag/dinas-perpustakaan-sulsel">(DPK) Provinsi Sulsel, saat melakukan pembinaan perpustakaan di Pulau Barrang Lompo, Selasa (21/6/2021).

Kelurahan Barrang Lompo merupakan ibu kota Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar, yang berpenduduk lebih dari 4.000 jiwa.

PULAu merupakan akronim dari Penggiat Utama Literasi Anak Laut, yakni 1 dari 8 tim pustakawan bergerak, yang semuanya merupakan pustakawan fungsional pada DPK Sulsel.

Baca Juga : Tim Asesor Akreditasi Perpustakaan Nasional Kunjungi SD Negeri Borong

Kepala DPK Provinsi Sulsel, Moh. Hasan, mendorong pustakawan untuk berada di tengah-tengah masyarakat memberikan pelayanan dan bersinergi dengan para penggiat literasi.

"Namanya PULAu karena wilayah yang jadi target pembinaan merupakan daerah kepulauan, yakni Kabupaten Pangkep, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kecamatan Sangkarrang, Makassar," jelas Syahruddin Umar, sebagai ketua tim.

Selain Syahruddin Umar, mereka yang masuk tim adalah Heri Rusmana, Syamsuddin, Jamaluddin, Umar Sikki, Dinar, Bau Tarring, Suriati, Desy Selfiana, dan Zahir Juana Ridwan. Penggiat literasi, Rusdin Tompo, juga ikut dalam rombongan.

Baca Juga : Buku "Keluarga Pagarra", Koleksi Terbaru DPK Sulsel

Tim bertolak dari dermaga Kayu Bangkoang, Jalan Pasar Ikan, dengan menumpangi KM Rinjani Jaya. Perjalanan dengan kapal motor yang menggunakan mesin truk 6 silinder itu hanya kurang dari satu jam.

Di Barrang Lompo, yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Spermonde, Tim PULAu melakukan pembinaan dan pendataan di perpustakaan SMA Barrang Lompo, SMPN 28, SDN Barrang Lompo, SD Inp Barrang Lompo, dan Taman Baca Kelurahan Barrang Lompo. Lokasi taman baca ini adalah rumah Siti Fatimah, yang juga sebagai pustakawan di SMPN 28.

Meski hanya tamatan SMA, Siti Fatimah punya dedikasi tinggi pada pengembangan perpustakaan. Dia membangun taman baca ini dari nol, sejak 2007.

Baca Juga : Buku "Keluarga Pagarra", Koleksi Terbaru DPK Sulsel

Perempuan yang punya hobi membaca itu, sering membeli buku pakai uang sendiri guna menambah koleksi taman bacanya. Namun diakui, koleksi bukunya tak semua bisa dipajang karena kekurangan rak.

Begitu juga di perpustakaan SMPN 28, yang pernah mendapat bantuan 1.000 buku dari DPK Provinsi Sulsel, persoalan tak jauh beda.

Lurah Barrang Lompo, Kurniati, memuji Siti Fatimah yang dinilai punya minat besar memajukan perpustakaan. Menurut Kurniati, insentif yang diterima pengelola perpustakan, sangat tidak cukup, hanya sebesar Rp15.000 per bulan.

Baca Juga : Buku "Keluarga Pagarra", Koleksi Terbaru DPK Sulsel

Kemajuan teknologi diakui jadi tantangan bagi pengelola perpustakaan di sini. Maryam, pengelola taman baca, mengungkapkan, kadang perpustakaan sepi akibat anak-anak lebih dominan bermain gawai. Pengunjung perpustakaannya biasanya berasal dari kalangan murid-murid TK hingga SMP.

Di SMA Barrang Lompo, Tim PULAu mendapat banyak informasi dari kepala sekolah, guru, dan tenaga pustakawan. Sekolah swasta ini bernaung di bawah Yayasan Ulul Al-Fikri, memiliki 20 guru, yang mengajar di 6 kelas dengan 120-an siswa.

Endang Suprianty, Kepala SMA Barrang Lompo, yang juga merupakan Ketua Yayasan, mengaku koleksi perpustakaannya terbatas. Kebanyakan merupakan buku paket pelajaran.

Baca Juga : Buku "Keluarga Pagarra", Koleksi Terbaru DPK Sulsel

Mereka kekurangan buku-buku fiksi dan ilmu-ilmu praktis. Sehingga, siswa yang akan tamat, diminta secara suka rela menyumbang buku-buku fiksi, seperti novel.

Sekolah ini berdiri sudah 10 tahun, tetapi masih minim aktivitas pelatihan untuk penguatan gerakan literasi, termasuk pelatihan menulis. Kalaupun ada, hanya kegiatan melalui daring.

"Padahal minat membaca dan menulis itu perlu ditumbuhkan. Mungkin saja ada anak yang punya bakat tapi tidak ada ruang bagi mereka berkreasi dan berekapresi," jelasnya.

Baca Juga : Buku "Keluarga Pagarra", Koleksi Terbaru DPK Sulsel

Endang merasakan betul kendala jaringan internet, baik untuk pembelajaran maupun saat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Belum lagi dukungan fasilitas listrik yang tidak menyala sehari penuh. Karena hanya mengandalkan genset dan panel surya.

Di akhir kunjungan Endang menyerahkan dua buku karya guru dan siswa SMA Barrang Lompo untuk menambah koleksi deposit DPK Sulsel, yang diterima Ketua Tim PULAu, Syahruddin Umar.

#DPK Sulsel #Dinas Perpustakaan Sulsel