Minggu, 20 Juni 2021 18:02
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Merebaknya varian baru Covid-19 direspons Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dengan menggelar pertemuan darurat, Sabtu malam (19/6/2021).

 

Dia mengumumpulkan tim Makassar Recover dan para pemangku kepentingan di jajarannya.

"Semalam Pak Wali melakukan pertemuan, menghadirkan tim penanganan Covid dan para pemangku kepentingan. Pertemuan itu membahas merebaknya varian baru Covid. Pak Wali terus membuat langkah-langkah antisipasi dan penanganan," kata juru bicara Makassar Recover, Henny Handayani, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga : Wali Kota Apresiasi Konten 18 Revolusi Pendidikan di Makassar

Henny mengungkapkan, sikap Pemkot Makassar terhadap gelombang baru varian Covid-19 belum diputuskan, apakah lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Saat ini masih dilakukan upaya-upaya preventif yang dilakukan untuk menekan Bed Occupancy Rate (BOR).

 

"Jadi memang perlu triase (pemilahan) secepatnya oleh detektor melakukan door to door ke warga sehingga tidak semua yang bergejala harus ke rumah sakit. Cukup suplai multivitamin dan lain-lain," ujar Henny.

Selain itu Pemerintah Kota Makassar meminta tim Makassar Recover dan sejumlah pihak terkait terus turun melakukan upaya persuasif, sososialisai kepada masyarakat menghadapi paparan Covid dengan menerapkan 5 M yakni menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mencegah kerumunan, serta membatasi mobilitasi dan interaksi.

Baca Juga : Indira Yusuf Ismail Cerita Inovasinya Pimpin Deretan Organisasi Perempuan

Henny menjelaskan, Pemerintah Kota Makassar juga ingin mewujudkan kemandirian kepada warga dalam menghadapi pandemi.

"Semisal isman (isolasi mandiri) di rumah saja. Jika ada yang sakit, keluarga yang rawat. Jadi tidak membeludak di puskesmas atau rumah sakit," jelas Henny.

Covid-19 telah menyebar luas di seluruh dunia. Penyebaran yang masif ini membuat virus ini bermutasi membentuk varian baru.

Baca Juga : Hadiri Pembukaan Rakernas BEM PTMAI, Wali Kota Makassar: Mahasiswa Pemegang Kunci Indonesia Emas

Di Indonesia sendiri telah ditemukan beberapa varian Covid-19, mulai dari varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris hingga varian Delta yang pertama kali muncul di India.

Khusus varian Delta, masih dalam pengamatan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Namun, varian ini dianggap lebih berbahaya karena dianggap menjadi biang kerok "tsunami" infeksi Covid-19 di Negeri Bollywood. Maka itu, WHO memasukkan varian ini dalam "Variant of Concern" (VOC) atau varian yang mengkhawatirkan.

Varian ini diawali gejala yang mirip dengan infeksi virus asalnya. Akan tetapi, varian Delta membuat gejala-gejala tersebut menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani oleh tim medis.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Lantik dan Ambil Sumpah 624 ASN PPPK

Data Kementerian Kesehatan sampai 13 Juni 2021 sudah ada 107 infeksi varian Delta di Indonesia. Infeksi ini jauh lebih besar dibanding varian Alfa dengan 36 infeksi dan varian Beta dengan lima kasus. Hal ini membuat varian Delta menjadi VOC terbesar di Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada tiga hal yang menjadi penyebab penyebaran varian ini di Indonesia.

Pertama, interaksi sosial yang cukup tinggi. Kedua, pelanggaran protokol kesehatan. Ketiga, hadirnya varian virus baru yakni varian Delta yang penyebarannya sangat cepat.