Jumat, 11 Juni 2021 09:08
Joe Biden (VoA USA Today)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Ingin cepat-cepat mengakhiri pandemi, Presiden Amerika Serikat (AS), joe biden" href="https://rakyatku.com/tag/joe-biden">Joe Biden akan menyumbangkan 500 juta dosis covid-19" href="https://rakyatku.com/tag/vaksin-covid-19">vaksin covid-19" href="https://rakyatku.com/tag/vaksin-covid-19">vaksin Covid-19 buatan Pfizer bagi lebih dari 90 negara.

 

"Tujuan dari donasi hari ini adalah untuk menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi, dan akan memberikan dasar untuk tindakan tambahan yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang," kata Gedung Putih, Kamis (10/6) dikutip dari REUTERS.

Produsen obat AS Pfizer dan mitranya dari Jerman BioNTech akan menyediakan 200 juta dosis pada tahun 2021 dan 300 juta dosis pada paruh pertama tahun 2022, yang kemudian akan didistribusikan oleh AS ke 92 negara berpenghasilan rendah dan Uni Afrika.

Baca Juga : Joe Biden Tegaskan Ukraina Tidak Akan Jadi Kemenangan Rusia

“Kemitraan kami dengan pemerintah AS akan membantu membawa ratusan juta dosis vaksin kami ke negara-negara termiskin di seluruh dunia secepat mungkin,” kata Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla.

 

Sumbangan baru ini melampaui sekitar 80 juta dosis vaksin yang telah dijanjikan Washington untuk disumbangkan pada akhir Juni, dan 2 miliar dolar AS (sekitar Rp28,5 triliun) pendanaan yang dialokasikan untuk program berbagi vaksin COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), kata Gedung Putih.

GAVI dan WHO menyambut baik inisiatif tersebut tetapi kelompok kampanye anti kemiskinan Oxfam menyerukan lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi vaksin global.

Baca Juga : FBI Geledah Rumah Joe Biden, Dokumen Rahasia Ditemukan

"Tentunya, 500 juta dosis vaksin ini disambut baik karena akan membantu lebih dari 250 juta orang, tetapi itu masih sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan di seluruh dunia," kata pemimpin vaksin Oxfam Americas, Niko Lusiani.

"...kita membutuhkan transformasi menuju pembuatan vaksin yang lebih terdistribusi sehingga produsen yang memenuhi syarat di seluruh dunia dapat menghasilkan miliaran dosis lebih murah dengan persyaratan mereka sendiri, tanpa kendala kekayaan intelektual," Lusiani menambahkan dalam sebuah pernyataan.