Rabu, 05 Mei 2021 13:45
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sulawesi Selatan (Sulsel) berkerjasama dengan Andalan Mengaji, menggelar kajian online anak dengan tema Berbakti Kepada Orang Tua. Kajian ini menghadirkan Ustaz Erlan Iskandar.

 

Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, membuka acara dari Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Rabu (5/5/2021).

Kajian dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dari tiga anak Andi Sudirman.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

Sebelum membuka acara, Andi Sudirman memberikan tantangan membacakan hafalan ayat suci Al-Qur'an, baik kepada anak dan ibu peserta kajian yang hadir.

 

"Terima kasih semuanya, selamat untuk kegiatannya, tentu kita membuka dengan ucapan bismillahirrahmanirahim," sebutnya.

Sedangkan, Plt Ketua PKK Sulsel, Naoemi Octarina, menyebutkan, materi yang diberikan sangat berguna dan bermanfaat bagi anak-anak untuk didengarkan, sehingga dapat diamalkan nantinya.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Ustaz Erlan memberikan paparan dengan bahasa dan gaya komunikasi yang mudah dipahami oleh anak-anak. Selain hadir sebagai dirinya sendiri, ia juga memerankan tokoh anak-anak.

Di sela pembahasan, ia memasukkan dialog antara sosok ustaz dan anak yang membuat peserta tertawa.

Ia menyampaikan tentang keutamaan berbakti pada orang tua, cara berbakti kepada orang tua, belajar kisah inspirasi dari para ulama yang berbakti kepada orang tua.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

"Keutamaan berbakti pada orang tua itu, apa saja adek-adek? Jalan menuju surga, terus, dapat ridha Allah, terus, doanya juga diijabah Allah dan dikabulkan kalau kita berbakti pada orang tua. Terus, yang terakhir adalah amalannya istimewa, termasuk amalan yang utama, masyaallah," ucapnya.

Adapun cara berbakti, yakni dengan berkata-kata yang baik, memenuhi panggilan orang tua dengan segera, semangat membahagiakan dan membantu orang tua, dan ketiga adalah dengan rajin mendoakan orang tua.

"Jangan lupa doakan mereka dan yang terpenting dari itu, kita harus semangat menjadi anak yang saleh dan saleha. Karena adek-adek, nanti orang tua kita bisa dapat pahala jariyah yang tidak pernah putus alirannya, masyaallah. Makanya adek-adek semangat berbakti dan mari kita bahagiakan orang tua kita," sebut Kak Erlan.

Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak

Ia menambahkan, jika seorang anak saat dipanggil oleh orang tua untuk segera dipenuhi, walaupun kondisinya sedang melaksanakan ibadah, dalam hal ini ibadah salat sunnah.

"Adek-adek kalau dipanggil oleh orang tua kita harus bersegera, meskipun kita sedang mengerjakan salat sunnah sekalipun. Maka salat sunnahnya mesti dibatalkan, kerena kita lebih mendahulukan memenuhi panggilan orang tua yang hukumnya wajib," jelasnya.

Pada kesempatan ini, Kak Erlan juga meminta peserta membuat surat cinta untuk orang tua.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Di sesi tanya jawab, Plt Ketua TP PKK, Naoemi Octarina, meminta tips bagaimana orang tua bisa mengontrol ucapan lisan pada saat kesal atau marah pada anak, agar tetap kata-kata yang baik dikeluarkan.

"Yang harus kita ingat bahwa doa dari orang tua adalah doa yang sangat mustajab (manjur), kalimat-kalimat yang keluar dari lisannya itu bisa memberi pengaruh dan berdampak buat sang anak. Dengan mengingat hal ini, maka kita akan lebih berhati-hati mengeluarkan kalimat yang buruk buat anak-anak kita," jelas Kak Arlan.

Dari pertanyaan ini, dilanjutkan dengan sebuah kisah di Arab Saudi. Seorang ibu yang telah lelah membuat makanan untuk anaknya, sang anak melihat ibunya menaburi garam di atas makanan tersebut, tetapi anaknya yang masih kecil melihat hal tersebut. Kemudian menaburi pasir, yang ditiru karena butirannya mirip garam. Hal ini membuat ibunya kesal.

"Ibundanya ini berilmu, dia tahu kalimat yang tidak sengaja keluar itu bisa jadi akan membawa pengaruh buruk pada anak kalau kalimatnya negatif. Maka kemudian, disaat marah, saat ibu justru berkata, 'Pergilah kau, jangan kau kembali sebelum jadi imam Masjid Harami," tuturnya.

Cerita di atas adalah cerita dari Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Ia imam dan khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Sementara itu, salah seorang peserta anak, Bian, mengaku antusias ikut acara karena ingin mendapatkan ilmu dari pematerinya dan menambah pertemanan.

"Ikuti acara teman, dan biar bisa berteman, bagus juga Kak Erlan, diajar agar bisa membantu orang tua," kata Bian.

"Saya, karena mau dengar pengajian," sambung Amel yang datang bersama Bian.

Penulis : Syukur

BERITA TERKAIT