RAKYATKU.COM - Kelompok islam">Islam, kristen">Kristen, dan yahudi">Yahudi di Berlin, Jerman, pada Kamis (27/5/2021) waktu setempat, melakukan upacara peletakan batu pertama bangunan yang akan menampung masjid, sinagoge, dan gereja dalam satu atap.
Beberapa hari usai protes di Berlin atas konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, dan pada saat para politisi memperingatkan meningkatnya anti-Semitisme di Jerman, "House of One" menawarkan aksi konkret untuk dialog lintas agama.
"Penting agar konflik dunia yang dramatis dapat didiskusikan di ibu kota Jerman dan masyarakat memiliki panggung untuk menyoroti masalah di negara mereka dan mengungkapkan pendapat mereka," kata Wali Kota Berlin, Michael Mueller, pada upacara itu dikutip dari Reuters, Sabtu (29/5/2021).
Baca Juga : Ibadah di Masjid Raya Makassar
"Tapi, kebencian dan kekerasan, anti-semitisme dan islamofobia, rasisme dan hasutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," tuturnya.
Bangunan dengan menara persegi tinggi itu akan berisi ruangan terpisah untuk ibadah dan area umum untuk pertemuan.
Kepala Dewan Pusat Yahudi Jerman dan Dewan Pusat Muslim menyambut baik proyek ini.
Baca Juga : Putin Minta Maaf ke Israel atas Pernyataan Menlu Rusia Soal Hitler Berdarah Yahudi
"Proyek House of One mengirimkan sinyal penting saat ini," kata Heinrich Bedford-Strohm, kepala gereja Protestan di Jerman, kepada media RND.
"Anti-semitisme dan islamofobia meningkat. Tapi, mereka membawa orang ke arah yang salah, mereka menyulut kebencian dan berpotensi menyebabkan kekerasan," ucap Heinrich.
Pekerjaan konstruksi, yang dimulai setelah 10 tahun perencanaan, akan memakan waktu empat tahun dan menghabiskan biaya 47,3 juta euro (Rp 825 miliar).
Baca Juga : Makna dan Penjelasan 6 Rukun Iman dalam Islam yang Wajib Diyakini dan Diamalkan
Pemerintah Jerman memberikan donasi 20 juta euro (Rp 348,8 miliar), pemerintah kota Berlin 10 juta euro (Rp 174 miliar), dan sisanya akan datang dari donatur lain, termasuk sumbangan dari luar negeri.
Tempat ibadah tiga agama ini akan dibangun di atas situs gereja abad ke-13 yang dihancurkan oleh pemerintah Komunis Jerman Timur pada 1960-an.
Sumber: Reuters