Selasa, 25 Mei 2021 10:48
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Pandemi Covid-19 justru membawa keuntungan besar bagi PLN. Total laba tahun 2020 mencapai Rp13,6 triliun.

 

Dari jumlah itu, PLN mencatat laba bersih sebesar Rp5,9 triliun. Naik Rp1,6 triliun atau sekitar 38,6 persen dibandingkan laba bersih tahun 2019 yang hanya Rp4,3 triliun.

Laporan keuangan tahun 2020 ini telah diaudit Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia). Mendapat Opini Tanpa Modifikasian.

Baca Juga : Melalui Program Solidarity Food Truck, YBM PLN UID Sulselrabar Dukung Kesejahteraan Santri di Pesantren Ashabul Jannah Hidayatullah

Besarnya laba itu dipicu antara lain efisiensi di sisi teknis dan operasional. Juga sejumlah inovasi melalui program transformasi PLN yang dijalankan sejak April 2020.

 

Sebenarnya laba bersih PLN tahun 2020 dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss atau selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun.

Juga tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.

Baca Juga : Hadirkan Kebermanfaatan bagi Masyarakat, PLN UID Sulselrabar Raih Dua Penghargaan Bergengsi Dalam Ajang ISDA 2024

Program transformasi yang berjalan sejak tahun lalu telah memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi, bahkan dapat membukukan peningkatan laba bersihnya.

Meskipun sebagian besar bisnis tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun, PLN berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.

Dari jumlah tersebut, pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp274,9 Triliun. Termasuk di dalamnya subsidi stimulus Covid-19 sebesar Rp13,8 triliun untuk membantu 33 juta pelanggan.

Baca Juga : Akselerasi Pembangunan Listrik Desa Pakeng dan Rajang, PLN gandeng Dinas Lingkungan Hidup

Selain itu, terdapat pendapatan subsidi sebesar Rp48,0 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.

"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik," urai Dirut PLN, Zulkifli Zaini, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga : PLN Gaungkan Ekosistem Kendaraan Listrik, Gandeng PLN Icon Plus untuk Gunakan EV Sebagai Kendaraan Operasional

Direktur Utama PT PLN, Zulkifli Zaini (FOTO: ANTARA)

"PLN beradaptasi dengan tantangan untuk menambah revenue perusahaan sekaligus mendukung perkembangan dunia industri, yaitu melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying lifestyle," terang Zulkifli.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pelayanan kepada pelanggan, PLN juga mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN antara lain membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik.

Baca Juga : Melalui Program Bidan Cahaya, YBM PLN UID Sulselrabar Tingkatkan Kesehatan Ibu & Anak di Pulau Liukang Loe

Kemudahan layanan dilakukan melalui Super Apps PLN Mobile. Dengan Super Apps PLN Mobile ini, layanan PLN yang tadinya belum terintegrasi, sekarang sudah menyatu dan terkonsolidasi, sehingga pelanggan dapat menggunakannya dengan sangat mudah dan cepat.

“Dengan peningkatan laba bersih tersebut, terbukti bahwa program transformasi dapat kami katakan berjalan sesuai rencana dan target,” ujar Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, selain upaya efisiensi, korporasi yang dipimpinnya juga meningkatkan pengelolaan berbasis Good Corporate Governance (GCG), pengendalian likuiditas yang ketat, memperkuat pengelolaan Manajemen Risiko, dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

“Di sisi pengelolaan keuangan, PLN juga membangun Cash War Room yang dikelola secara prudent dan dimonitor on daily basis, Management Information System yang terintegrasi, dan sistem pengadaan yang sebagian besar terdigitalisasi,” papar Zulkifli.

Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan ini, sepanjang tahun 2020, PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan. Dari yang semula beban usaha sebesar Rp315,4 triliun di tahun 2019, menjadi hanya sebesar Rp301,0 triliun di tahun 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp14,4 triliun pada beban usahanya.

Usaha-usaha di atas akan terus dilakukan dalam rangka mewujudkan transformasi PLN menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan nomor 1 pilihan pelanggan untuk solusi energi.

BERITA TERKAIT