RAKYATKU.COM -- Apa yang terjadi di Palestina pasca perang 11 hari? Selain lebih 200 orang tewas, ratusan gedung juga hancur berkeping-keping.
Serangan udara Israel di Gaza merusak setidaknya 51 fasilitas pendidikan. Termasuk 46 sekolah, dua taman kanak-kanak, dan pusat pelatihan PBB.
Sebagian gedung dari Universitas Islam Gaza juga hancur. Begitu laporan kemanusiaan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga : Dompet Dhuafa Terus Komitmen Bangun Fasilitas Medical Point untuk Kebutuhan Masyarakat Palestina
Setidaknya 66.000 orang masih berlindung di 58 sekolah yang dikelola PBB di seluruh Jalur Gaza.
Serangan Israel juga merusak setidaknya enam rumah sakit dan 11 pusat perawatan kesehatan utama. Termasuk satu-satunya laboratorium pengujian Covid-19 di Gaza yang tidak dapat dioperasikan setelah serangan Israel yang menghantam gedung di dekatnya pada 17 Mei.
Jaringan listrik Gaza juga mengalami kerusakan, yang menyebabkan pemadaman listrik setiap hari selama 20-21 jam. Ini telah mempengaruhi fasilitas air dan sanitasi di seluruh jalur, menyebabkan sedikitnya 250.000 orang tanpa akses ke air minum.
Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Raed al-Dahshan, wakil kepala pertahanan sipil Gaza, mengatakan mereka masih memilah-milah reruntuhan untuk menemukan lebih banyak mayat, beberapa jam setelah gencatan senjata.
Disebutkan, total korban tewas di Palestina mencapai 243 orang. Termasuk sembilan mayat yang ditemukan terakhir. Satu di antaranya gadis kecil berusia 3 tahun. Jasadnya ditemukan di bawah reruntuhan bangunan rumah keluarganya di Tal al-Hawa, selatan Gaza.
Delapan lainnya ditemukan di bawah puing-puing rumah mereka di daerah al-Qarara, timur laut kota Khan Younis.
Baca Juga : Relawan Makassar Peduli Ajak Masyarakat Terus Bantu Warga Palestina
Hari ini, Jumat (21/5/2021), warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah yang hancur setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sementara ribuan orang di Jalur Gaza dan di seluruh wilayah Palestina turun ke jalan untuk merayakan gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina.
Gencatan senjata, yang disambut secara internasional, ditengahi oleh Mesir pada Jumat dini hari setelah 11 hari perang tanpa henti. Hamas sempat meluncurkan ribuan roket ke Israel.
Baca Juga : Kemenag dan Baznas kirim 10 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kabinet keamanan telah dengan suara bulat menerima rekomendasi untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata. Tanpa syarat.
Kelompok Palestina Hamas dan Jihad Islam kemudian mengkonfirmasi gencatan senjata dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa itu akan mulai berlaku pada pukul 02.00 waktu setempat.
Serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 243 warga Palestina. Termasuk 66 anak-anak dan membawa kerusakan luas ke wilayah yang sudah miskin itu. Sementara di pihak Israel, dilaporkan 12 orang tewas, termasuk dua anak.
Baca Juga : Masyarakat Luwu Utara Kirim Donasi untuk Palestina
Sementara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan terus menunjukkan kepada dunia bagaimana peta Palestina berubah sejak dimulainya pendudukan Israel.
"Seluruh dunia harus tahu apa negara teror Israel ini," kata Erdogan pada upacara pembukaan bagian ketujuh di North Marmara Motorway.
Menyoroti pertemuan Majelis Umum PBB hari Kamis tentang krisis, Erdogan mengatakan "sesi sukses" diadakan di bawah kepresidenan Volkan Bozkir, seorang diplomat Turki, dan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, serta menteri luar negeri lainnya yang berdiri bersama tentang masalah tersebut.
"Mereka berbicara tentang bagaimana Palestina diduduki oleh negara teror Israel sejak 1947, dan diubah menjadi sebidang tanah (kecil) hari ini," kata Erdogan.