RAKYATKU.COM - Wabah menari yang dikenal dengan nama dancing plague ini, pertama kali diderita oleh seorang perempuan bernama Troffea. Wabah ini sendiri muncul di wilayah Strasbourg, Prancis pada Juli 1518.
Ketika semua orang melakukan aktivitas seperti biasa, Troffea tiba-tiba muncul ke publik sambil menari-nari.
Padahal tidak ada lagu yang diputar pada saat itu. Akhirnya tarian Troffea menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Strasbourg. Sayangnya, itu adalah sebuah hiburan yang tidak pantas dikatakan sebagai hiburan.
Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal
Pasalnya, Troffea terus saja menari selama berhari-hari tanpa henti. Ngerinya lagi, entah kenapa satu per satu orang mulai mengikuti Troffea hingga akhirnya ratusan orang berkumpul sambil menari-nari. Selain terus menari, mereka juga tidak makan dan minum.
Diperkirakan pada saat itu sekitar 400-an orang berkumpul sambil menari-nari seperti orang gila. Karena melakukan tarian yang tanpa henti, akhirnya satu per satu penari mulai berguguran.
Kebanyakan dari mereka kehilangan tenaganya setelah berhari-hari menari. Tidak sedikit pula yang meninggal dunia akibat fenomena tersebut. Rata-rata korban meninggal menderita serangan jantung, stroke, dan juga kelelahan ekstrem.
Baca Juga : Langkah Cepat Kementan Tangani Wabah PMK Kembali Diapresiasi Anggota DPR RI
Banyaknya orang yang menari-nari seperti orang gila jelas membuat mereka yang tidak ikut menari kebingungan. Mereka bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi. Sayangnya, mereka tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Mendengar adanya fenomena unik seperti ini, para ilmuwan pun langsung melakukan penelitian. Mereka melakukan serangkaian analisis guna mengetahui penyebab fenomena dancing plague tersebut. Namun, setelah sekian lama meneliti, mereka tidak sanggup menemukan satu jawaban yang benar-benar konkret.
Dikutip dari keepo.me, para peneliti hanya bisa menduga-duga terkait penyebab munculnya fenomena ini. Salah satu hipotesa yang cukup terkenal adalah para penderita mengalami sesuatu yang dinamakan hot blood.
Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget
Namun, hipotesis tersebut tidak pernah meyakinkan para peneliti lainnya. Ada juga dugaan lain yang menyebutkan jiwa penderita dancing plague mengonsumsi makanan tertentu sehingga menimbulkan efek yang demikian.
Fenomena ini tidak hanya menarik dari sisi ilmu pengetahuan, tetap juga dari sisi kepercayaan. Mitosnya, dancing plague ini dikaitkan dengan hal-hal yang gaib.
Ada juga salah satu cerita yang menyebutkan jika dancing plague adalah semacam upaya untuk menyembuhkan penyakit. Jadi, dengan menari-nari tanpa henti, maka dipercaya akan menimbulkan efek-efek pengobatan tertentu.
Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor
Teori lain tentang fenomena ini menyebutkan jika dancing plague merupakan semacam ritual dari aliran kepercayaan tertentu. Hal itu dikaitkan dengan prosesi tariannya yang dilakukan oleh ratusan orang. Teori ini mudah untuk dipatahkan karena pada awalnya, hanya satu orang yang melakukan tarian tersebut.
Wabah dancing plague ini juga muncul di Negara Jerman, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Fenomena ini lantas menyebabkan naiknya angka kematian di Eropa pada waktu itu.
Baca Juga : Pria Ini Kesulitan Bernapas Bertahun-tahun, Ternyata Ada Gigi Tumbuh di Rongga Hidung
Setiap hari selalu saja ada orang yang meninggal akibat melakukan tarian selama berhari-hari tanpa henti.