Kamis, 25 Maret 2021 21:02
Gibril Massaquoi. (Foto: Africa News)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MONROVIA - Pengadilan kejahatan perang digelar di liberia">Liberia. Saksi-saksi mengungkapkan mantan pemberontak Gibril Massaquoi, dituduh melakukan pemerkosaan dan ritual pembunuhan selama perang saudara di negara tersebut.

 

Dilansir AFP, Kamis (25/3/2021), sekitar seperempat juta orang terbunuh dalam rentang 1989--2003 dalam konflik yang ditandai dengan kekerasan dan pemerkosaan.

Warga negara Sierra Leone, Massaquoi, dikenal sebagai komandan senior dari Front Persatuan Revolusioner (RUF), sebuah kelompok pemberontak Sierra Leone yang juga bertempur di Liberia.

Baca Juga : AS Minta Putin Diadili Atas Kekejaman Pasukan Rusia di Ukraina, Biden: Orang Ini Brutal

Maret lalu, pria berusia 51 tahun tersebut ditangkap di Finlandia usai sebuah kelompok hak asasi menyelidiki catatan perangnya.

 

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, pada 23 Februari lalu, pihak pengadilan Finlandia pergi ke ibu kota Liberia, Monrovia, untuk mendengarkan pernyataan seorang saksi dalam kasus ini.

Diketahui kasus kejahatan perang Massaqoi adalah pengadilan pertama yang diadakan di Liberia. Sebelumnya sangat sedikit orang yang telah diadili atas kejahatan perang yang dilakukan di negara itu.

Baca Juga : Zelensky: Rusia Berusaha Menutupi Kejahatan Perang

Dalam persidangan baru-baru ini, para saksi menuduh Massaquoi--yang dijuluki sebagai "Malaikat Jibril"--terlibat dalam pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran.

Pada 9 Maret lalu, seorang saksi (34) yang menjadi korban penangkapan, mengatakan di depan pengadilan bahwa komandan RUF itu meminum darah korban saat terjadi kerusuhan di Monrovia pada awal tahun 2000-an.

"Dia meminta mereka untuk membawa piring makannya," kata saksi itu mengacu pada Massaquoi.

Baca Juga : Zelensky Menuduh Rusia Melakukan Kejahatan Perang di Ukraina

"Dia meletakkan leher orang yang duduk di dekat saya, di piring, saya sangat takut jadi saya memejamkan mata. Lehernya dipotong," imbuhnya.

Massaquoi kemudian meminum darah korban, dan juga menuangkan sebagian darahnya ke sebuah kuil sebagai persembahan ritual.

"Sidang dalam kasus ini akan dilanjutkan di Liberia selama sekitar tiga minggu lagi," kata Tom Laitinen, seorang jaksa penuntut Finlandia yang terlibat dalam kasus tersebut.

Baca Juga : Sebut Kejahatan Perang Terbesar, Perempuan Suriah Ceritakan Penyiksaan di Penjara Rezim Assad

Persidangan kemudian akan pindah ke negara tetangga Sierra Leone. Sementara itu, Massaquoi membantah semua tuduhan terhadapnya.

BERITA TERKAIT