Kamis, 04 Maret 2021 14:30
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Varian baru Covid-19 Inggris (B.1.1.7.) menambah kerja keras pemerintah. Namun untungnya, vaksin Covid-19 yang ada selama ini, bisa melawan varian baru Covid-19 tersebut.

 

"Sampai saat ini vaksin Covid-19 yang dikembangkan dianggap masih efektif menghadapi varian baru yang muncul, belum ada arahan menyesuaikan atau mengganti vaksin yang sedang dikembangkan," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Amin juga mengatakan, belum ada laporan terkait mutasi virus corona B.1.1.7 ini berpengaruh pada penurunan efikasi vaksin Covid-19 asal Sinovac.

Baca Juga : Lawan Varian Omicron, Penerima Vaksin Sinovac Butuh 2 Kali Booster Pfizer

Kendati demikian, jenis vaksin Covid-19 lain yang pernah diamati di beberapa negara menunjukkan ada penurunan efikasi terhadap varian virus corona baru.

 

"Jadi kekebalan dibangkitkan masih efektif untuk varian virus yang baru ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Amin menganjurkan, dalam situasi seperti sekarang ini, vaksinasi Covid-19 harus segera diselesaikan. Dengan demikian, vaksinasi diharapkan dapat mencapai target kekebalan kelompok atau herd immunity sebagai salah satu cara mengatas pandemi Covid-19.

Baca Juga : Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm Kurang Efektif, China Kini Kembangkan Booster Setelah Pelanggan Beralih

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, dua kasus mutasi virus corona asal Inggris atau B.1.1.7 berasal dari WNI yang kembali dari Arab Saudi.

"Ini dari pelaku perjalanan yang kembali dari Arab Saudi ya," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Nadia mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 berbeda dari virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Ia mengatakan, mutasi virus corona tersebut lebih cepat menular, tetapi tidak mematikan.

Baca Juga : WHO Akhirnya Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sinovac

"WHO belum mendapatkan laporan bukti bahwa virus mutasi Covid-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya," ujarnya.