RAKYATKU.COM - Kolektor benda seni, Pabro Rodriguez-Fraile, pada Oktober 2020 lalu menghabiskan hampir USD67 ribu atau setara Rp957 juta untuk membeli video karya seni berdurasi 10 detik.
Video itu sebenarnya bisa ditontonnya di internet secara gratis. Namun, pekan lalu dia menjual video itu dengan harga USD6,6 juta atau
Rp94 miliar.
Video seniman digital Beeple, atau yang bernama asli Mike Winkelmann, dinyatakan otentik oleh blockchain, yang berfungsi sebagai tanda tangan digital untuk menyatakan siapa pemilik video itu dan bahwa itu merupakan karya asli.
Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal
Ini adalah jenis baru aset digital, dikenal sebagai non-fungible token (NFT), yang popularitasnya melesat selama masa pandemi karena para penggemar dan investor berebut menghabiskan lebih banyak uang untuk barang-barang yang hanya ada di dunia maya.
Teknologi blockchain memungkinkan benda-benda itu untuk diotentikasi secara publik sebagai satu-satunya benda, tidak seperti obyek tradisional di dunia maya yang dapat diproduksi tanpa henti.
“Anda bisa pergi ke Louvre dan memotret lukisan Mona Lisa, dan memilikinya di sini. Namun, hal itu tidak memiliki nilai apa pun karena tidak memiliki asal atau sejarah sebagai benda seni,” ujar Rodriguez-Fraile yang mengatakan dia pertama kali membeli video buatan Beeple karena pengetahuannya tentang karya seniman yang berkantor di Amerika itu.
Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget
“Realitanya, karya ini sangat berharga karena siapa yang berada di baliknya.”
“Non-fungible ini merujuk pada benda-benda yang tidak dapat ditukar berdasarkan kesepadanan, karena setiap benda ini unik; berbeda dengan aset-aset 'fungible' seperti mata uang dolar, saham atau emas batangan."
Contoh-contoh NFT ini mencakup karya seni digital, kartu-kartu olahraga hingga sebidang tanah di lingkugan virtual atau penggunaan eksklusif nama seperti mata uang kripto. Ini mirip dengan pertarungan nama-nama domain pada era awal internet.
Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor
Video buatan komputer yang dijual oleh Rodriguez-Fraile itu menunjukkan apa yang tampak seperti Donald Trump berukuran raksasa, jatuh ke tanah, sementara tubuhnya ditutupi slogan, dalam suasana yang sangat indah.
Mengutip data blockchain, OpenSea--yang merupakan pasar bagi NFT--mengatakan sepanjang Februari lalu telah melihat tumbuhnya volume penjualan bulanan menjadi USD88,63 juta, naik dibanding Januari yang mencapai USD8 juta. Penjualan bulanan setahun lalu hanya USD1,5 juta.
“Jika Anda menghabiskan waktu 10 jam sehari dengan komputer, atau delapan jam sehari di dunia digital, maka seni di dunia digital menjadi sesuatu yang sangat masuk akal, karena itulah dunia,” ujar salah seorang pendiri OpenSea, Alex Atallah.
Baca Juga : Pria Ini Kesulitan Bernapas Bertahun-tahun, Ternyata Ada Gigi Tumbuh di Rongga Hidung
Namun demikian, para investor berhati-hati karena meskipun uang dalam jumlah besar kini mengalir ke NFT, pasar juga dapat mewakili “price buble” atau suatu kondisi yang ditopang oleh ekspektasi kenaikan harga aset di masa depan.
Seperti banyak bidang investasi baru yang menarik, ada risiko kerugian besar jika ketertarikan ini menurun; sementara ada peluang munculnya para penipu di tempat di mana kebanyakan pesertanya menggunakan nama samaran.
Sumber: VOA Indonesia