Minggu, 28 Februari 2021 11:56
warga Afghanistan yang pernah menjual ginjalnya | www.telegraph.co.uk
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Konflik yang terjadi di Afghanistan selama 20 tahun terakhir membuat kondisi perekonomian di sana hancur. Banyak Warga Afghanistan yang tepaksa hidup dengan kondisi perekonomian dibawah garis kemiskinan.

 

Bahkan, banyak warga di sana yang terpaksa harus melakukan aksi nekat demi melunasi hutang yang menjerat mereka dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah satu warga yang tinggal di provinsi Herat, Afghanistan bernama Fateh Shah bercerita bahwa dirinya dan kedua saudaranya berupaya melunasi hutang yang telah menjerat mereka selama beberapa tahun. Ia mengatakan bahwa mereka hanya memiliki dua pilihan, yaitu melakukan tindak criminal atau menjual organ ginjalnya.

Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal

Mereka mengakui sebenarnya mereka telah berupaya untuk tidak melakukan kedua pilihan tersebut. Mereka telah mencoba untuk melarikan diri ke Iran dengan bantuan penyelundup. Hal ini dikarenakan mereka berharap dapat menemukan pekerjaan agar bisa mereka kirimkan untuk keluarga di Afghanistan serta membantu membayar cicilan hutang yang membelit mereka.

 

Bukannya penghidupan yang lebih baik yang didapatkan, mereka justru dideportasi tak lama setelah tiba di Iran. Mirisnya, pihak penyelundup juga meminta uang perjalanan ke Iran kepada mereka. Merekapun tak punya pilihan lain selain melakukan operasi bedah untuk mengangkat organ ginjalnya.


“Kami tidak punya pilihan lain...kami harus melakukan tindak kriminal untuk membayar hutang kami yang membengkak atau menjual ginjal kami, dan kami memutuskan untuk hidup dengan satu ginjal daripada harus melakukan pencurian,” ujar Fateh.

Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget

Mereka ternyata bukanlah satu-satunya warga yang terpaksa menjual organ tubuh miliknya untuk membayar hutang. Ternyata, lebih dari seribu organ gijal telah diperjual belikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir di wilayah Herat, Afghanistan.

sumber: keepo.me