Sabtu, 27 Februari 2021 23:02
Ilustrasi. (Foto: AFP)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Kelompok orang bersenjata penculikan">menculik 317 siswi sekolah menengah di negara bagian Zamfara, Nigeria.

 

Komisaris informasi untuk negara bagian Zamfara, Sulaiman Tanau Anka, berujar kepada kantor berita Reuters bahwa orang-orang bersenjata tidak dikenal ini membawa gadis-gadis tersebut pergi dalam serangan tengah malam di Sekolah Menengah Wanita Pemerintah Jangebe.

"Informasi yang tersedia untuk saya mengatakan mereka datang dengan kendaraan dan memindahkan siswi, mereka juga memindahkan beberapa dengan berjalan kaki,” kata Anka, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (27/2/2021).

Baca Juga : Jenewa dan Unicef Ajak Media Ambil Peran Dalam Pencegahan Stunting

Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengonfirmasi peristiwa ini. "Kami marah dan sedih dengan serangan brutal lainnya terhadap anak-anak sekolah di Nigeria,” kata Peter Hawkins, perwakilan UNICEF di Nigeria.

 

Juru bicara polisi, Mohammed Shehu, mengatakan Komando Polisi Negara Zamfara bekerja sama dengan militer telah memulai operasi pencarian dan penyelamatan kepada ratusan siswi itu.

Seorang wali murid mengatakan dua putrinya termasuk di antara gadis-gadis yang hilang.

Baca Juga : UNICEF Dukung Pemkot Makassar Entaskan Masalah Anak Tidak Sekolah

"Dua dari putri saya yang berusia 10 dan 13 tahun termasuk di antara 300 anak perempuan yang menurut pihak sekolah hilang," kata orang tua Nasiru Abdullahi kepada kantor berita DPA.

Badan amal Save the Children mengatakan pihaknya menyayangkan adanya peristiwa penculikan itu. “Tidak dapat diterima bahwa serangan terhadap sekolah dan siswa telah menjadi skenario yang berulang di Nigeria Utara,” kata Mercy Gichuhi, direktur Save the Children Nigeria.

Menurut dia, serangan ini membuat anak-anak trauma dan tidak mau lagi berangkat ke sekolah. Orang tua pun takut membawa putra-putrinya ke sana.

Baca Juga : Diduga Pelaku Tindak Pidana Penculikan, Pria Asal Kolaka Diamankan Polisi di Wajo

Sumber: Al Jazeera