Jumat, 26 Februari 2021 05:02
Editor : Alief Sappewali

Oleh: Subhan Yusuf

 

Man proposes, God disposes (manusia merencakan, Tuhan yang menentukan)

PEPATAH ini, mungkin paling tepat. Terutama, mendeskripsikan kondisi Kota Makassar. Mulai proses penjabat sementara. Kemenangan kotak kosong. Sampai terpilihnya Danny-Fatma (Adama) sebagai wali kota dan wakil wali kota Makassar.

Baca Juga : Lima Penjabat Gubernur Dilantik 12 Mei, Bukan oleh Presiden Jokowi

Maafkan kalau keliru. Tapi, menurut saya, kebenaran harus dikabarkan. Dua tahun, Kota Daeng ini tak punya arah.

 

Dua puluh empat purnama lebih, penjabat sementara yang dipilih Pemprov Sulsel, bahkan tak menitipkan sebuah "karya" apapun. Sebaliknya, --sekali lagi,-- maafkan kalau keliru-- ketidakpastian dan kebingungan, justru memunculkan sejumlah tanya.

Dan, saya sebagai warga Makassar, mencatat itu. Warga lainnya, pasti ada bernasib sama. Lalu, apa yang ingin saya sampaikan?

Baca Juga : Survey CRC: 82 Persen Warga Puas Atas Kinerja Danny- Fatma

Pertama, karya. Masyarakat Kota Makassar merasakan karya Danny Pomanto. Antara lain; lorong yang bersih. Ketua RT/RW "dimanusiakan" dengan peran yang lebih besar. Tokoh masyarakat dan komunitas dilibatkan. Dan, banyak lagi. Sampai kemudian, Kota Makassar mencatatkan 198 penghargaan. Sebuah prestasi meyakinkan. Dan, itu fakta!

Keberhasilan itu, membuat masyarakat mencintai sosok Danny Pomanto. Mau bukti? Bahkan, saat Danny-Indira didiskualifikasi dan calon wali kota di Pilkada Makassar bertarung dengan kotak kosong, justru kotak kosong yang menang. Sejarah juga masih mencatat itu.

Yang saya mau sampaikan, ini pembelajaran bagi partai politik. Terkhusus, para elite-nya. Bahwa, rakyat punya kuasa. Punya hak suara. Dan, kalau keliru menentukan pilihan, akibatnya seperti ini. Belajarlah!

Baca Juga : Daniel Surya Paparkan Makna Metaverse di Rakorsus Makassar 2022

Kedua, masyarakat Makassar itu cerdas. Walau tidak banyak yang bergelar profesor seperti saya, tapi setidaknya tahu. Juga, memahami. Bahwa, percaturan politik yang terjadi di Makassar dua tahun terakhir, terkesan dipaksakan.

Akibatnya, harus dibayar mahal. Dua tahun, berlalu begitu saja. Bahkan, terjadi kemerosotan.

Selain itu, sejarah juga mencatat. Bahwa baru pertama ada penjabat sementara yang diganti hanya dalam satu purnama. Dan, alasan pembenarannya, itu karena disebut-sebut kurang mampu mengantisipasi Covid-19. Pertanyaannya, betulkan penjabat setelahnya sukses menangani Covid-19?

Baca Juga : Perbanyak Syukur Menjadi Pesan Ustadz Das’ad Latif Pada Rakorsus 2022

Tolong, tunjukkan satu saja aksi nyata yang terorganisir dengan rapi dan melibatkan unsur SKPD, camat, lurah, RT/RW di lingkup Kota Makassar untuk penanganan Covid-19. Kecuali, surat imbauan/edaran soal jam restoran/kafe/warkop yang buka-tutup.

Ya, sebatas surat edaran. Yang kemudian "dibumbui" dengan keterlibatan aparat kepolisian dan Satpol PP yang keliling menyampaikan agar masyarakat pakai masker, jaga jarak, dan bentuk "pencegahan" seremonial lainnya. Maafkan, kalau lagi-lagi keliru hehehe...

Tidak elok saling menyalahkan, memang. Tapi, paling tidak, sekadar mengingatkan. Pesan saya bagi para penguasa, tolonglah...ketika amanah itu diberikan, berikan pula yang terbaik. Karena, rakyatmu mencatatnya!

Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai

Kata lain, ukirlah karyamu. Biar sejarah mencatatnya dengan indah. Sehingga, namamu dikenang. Yang, memunculkan cinta rakyatmu.

Jangan saat pilkada, baru menyapa. Pas setelah berkuasa, lalu membangun "menara gading". Parahnya lagi, jikalau hanya membuat pencitraan. Ingin disebut berhasil, tapi kenyataannya gagal. Terlebih lagi, jika rakyatmu kesulitan dan mulai merasakan sikap apatis.

The Man Behind the Gun

Hari ini, 26 Februari 2021, Danny-Fatma dilantik. Sejumlah harapan besar berada di pundak pasangan bertagline "Adama" ini. Tentu, rakyat Makassar ingin sejumlah problem segera diatasi.

Satu keyakinan saya, pasangan Adama, mampu memberikan yang terbaik. Mencari solusi yang tepat. Terutama menyikapi kondisi ekonomi yang porak-poranda akibat virus Covid-19.

Terlepas dari semua itu, secara pribadi, saya sebagai warga Makassar ingin menyampaikan terima kasih. Ya, kurre sumanga' kepada Rusdi Masse (RMS). Kata Danny Pomanto, RMS adalah sosok sentrum di balik kemenangan Danny-Fatma. The man behind, the gun.

Mengapa? Karena, dengan tangan dingin RMS, mayoritas rakyat Makassar kembali mendapatkan pemimpin yang diinginkannya. Pemimpin visioner yang mampu memperkenalkan Makassar di dunia internasional dengan program F8-nya.

Sekali lagi, kurre sumanga' RMS. 'Kurre buda' (terima kasih banyak) "Bosku". Mudah-mudahan, kita, ya, masyarkat yang sering disebut-sebut pelupa, tidak melupakannya hehehe...(*)

BERITA TERKAIT