RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Walikota Makassar terpilih periode 2021-2026 Moh. Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi tengah merencanakan program strategis guna melandaikan covid-19 di Makassar.
Program strategis yang dimaksud yaitu "Makassar Recover ( Pemulihan) . Tak tertutup kemungkinan program ini bakal menyedot perhatian pusat dan menjadi percontohan nasional penanganan terpadu covid-19 di Indonesia.
"Insya allah tanggal 22 kita launching secara nasional. Karena itu kita matangkan betul. Memang sudah masuk tahap-tahap detail," ungkap Danny Pomanto usai dilantik sebagai Ketua IKA Teknik Unhas di Jl. Amirullah, Minggu (14/2/2021 sore tadi.
Baca Juga : Calon Wakil Gubernur Sulsel, Azhar Arsyad Berikan Masukan ke KPU untuk Debat Kedua
Danny menjelaskan, inovasi Makassar Recover untuk bangkit dari pandemi covid-19 tersebut telah memasuki babak final. Termasuk estimasi anggaran, estimasi pelibatan jumlah porsenil di 15 Kecamatan, dan tata cara pengaplikasian Makassar Recovery itu nanti.
"Jadi gambaran atau kependekan dari Recover ini adalah smart emergency protocol againts covid-19 and service, artinya protokol kedaruratan yang berbasis smart city untuk melawan covid-19 bersama pelayanan publik yang lain," terang walikota ke-18 Makassar tersebut.
Danny mengemukakan, filosofy dari Makassar Recover itu sendiri, bagaimana Makassar pulih dan berupaya keluar dari masa paceklik akibat dari pandemi covid-19 yang masih menjadi masalah global saat ini.
Baca Juga : Pasca Debat, Cawagub 01 Sulsel Akan Kampanye Terbatas di Pangkep
Danny menawarkan solusi yang komprehensif dengan mengedepankan prinsip dan etos kerja yang tinggi serta pelibatan semua elemen, dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
"Jadi Makassar recover itu adalah Makassar yang pulih, sehat dan selamat. Jadi doa itu," imbuhnya.
Walikota jago arsitek ini menambahkan, ada poin pergerakan. Pertama, city imunity atau imunitas kota, kedua, adaptasi kota, dan ketiga adalah pemulihan ekonomi.
Baca Juga : Danny Pomanto Resmikan Posko Pemenangan DIA di Kabupaten Wajo
"Melibatkan puluhan ribu orang, 10 ribu relawan, 5 ribu nakes dan 306 dokter. Memeriksa semua orang di Kota Makassar baik secara dor to dor, dan memonitoring secara digital orang per-orang tanpa terkecuali," tuntas Danny.