RAKYATKU.COM - Dua belas anggota pasukan keamanan Somalia tewas dan dua lainnya terluka akibat ledakan kuat di pinggir jalan di negara bagian Galmudug, Somalia tengah.
Serangan pada Ahad (7/2/2021) waktu setempat, terjadi di dekat Desa El Dhere, 28 kilometer sebelah barat Kota Dhusamareb, dalam operasi keamanan, kata para pejabat. Dhusamareb terletak di utara ibu kota Somalia, Mogadishu.
Kepala badan intelijen di kota Dhusamareb, Mayor Abdirashid Abdinur Qoje, termasuk di antara mereka yang terbunuh, kata menteri penerangan negara bagian itu, Ahmed Shire Falagle.
Baca Juga : Senjata Makan Tuan, Puluhan Militan Taliban Tewas karena Bom Buatannya Sendiri
“Kendaraan yang membawa perwira itu, Qoje, dan tentara lain yang menyertainya, terkena ranjau darat. Perwira itu dan beberapa tentara tewas. Jadi, itu adalah bom,” kata Falagle dikutip VOA Indonesia, Senin (8/2/2021).
Kelompok militan al-Shabab mengaku bertanggung jawab. Serangan itu menandai konfrontasi kedua antara al-Shabab dan pasukan pemerintah Somalia di luar Dhusamareb dalam waktu tiga hari.
Jumat lalu, tujuh militan tewas oleh pasukan pemerintah setelah mortir-mortir ditembakkan ke kota itu sewaktu para pimpinan politik sedang bertemu, membahas manajemen pemilu.
Baca Juga : Bom Pinggir Jalan di Kabul, 4 Dokter Tewas
Pertemuan di Dhusamareb itu gagal pada Sabtu dini hari setelah Presiden Mohamed Abdullahi Farmajo dan Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble gagal mencapai kesepakatan tentang manajemen pemilu dengan para pemimpin lima negara bagian.
Ketiadaan kesepakatan menjerumuskan negara itu ke dalam ketidakpastian politik sementara masa jabatan presiden berakhir pada Senin, 8 Februari.
Amerika Serikat menarik hampir semua tentaranya dari Somalia bulan lalu sesuai perintah Presiden Donald Trump. Meskipun telah ditarik, militer Amerika terus melakukan serangan udara terhadap al-Shabab.
Baca Juga : Serangan Kelompok Jihadis di Somalia, Puluhan Orang Tewas
Dalam tahun ini saja, AS telah melakukan enam serangan udara, tetapi belum ada serangan sejak Presiden Joe Biden berkuasa pada 20 Januari.